YOGĀSANAS
DALAM SUSASTRA HINDU
I.
Pengertian
dan Hakikat Yogãsanas
Secara
etimologi, kata “Yoga” berasal dari yuj, yang artinya menggabungkan atau hubungan, yakni
hubungan yang harmonis dengan obyek Yoga. Dalam patanjali Yogasutra, yang di kutip oleh Tim Fia (2006:6),
menguraikan bahwa: “Yogas citta vrtti nirodhah”, Artinya mengendalikan gerak-gerik pikiran atau cara
untuk mengendalikan tingkah laku pikiran yang cendrung liar, bias, dan lekat
terpesona oleh aneka ragam obyek (yang dihayalkan) memberi nikmat. Obyek
keinginan yang dipikirkan memberi rasa nikmat itu lebih sering kita pandang ada
di luar diri, maka kita selalu mencari. Bagi sang yogi inilah pangkal kemalangan
manusia.
Selanjutnya
Peter Rendel (1979: 14), menguraikan
bahwa: “kata Yoga dalam kenyataan berarti kesatuan yang kemudian di dalam, bahasa Inggris disebut “Yoke”.
Kata “Yogum” dalam bahasa Latinnya berasal dari kata Yoga yang
disebut dengan ”Chongual”. Chongual berarti mengendalikan pangkal penyebab kemalangan manusia yang dapat
mempengaruhi ”pikiran dan badan, atau rohani dan jasmani”. Kata Yoga
diturunkan dari kata yuj (sansekerta), yoke (Inggris), yang
berarti ‘penyatuan’ (union). Yoga berarti penyatuan kesadaran manusia dengan sesuatu yang lebih luhur, trasenden,
lebih kekal, dan ilahi.
Menurut
Panini, Yoga diturunkan dari
akar sansekerta yuj yang memiliki tiga arti yang berbeda, yakni: penyerapan, Samadhi (yujyate)
menghubungkan (yunakti), dan pengendalian (yojyanti). Namun
makna kunci yang biasa dipakai adalah ‘meditasi’ (dhyana) dan penyatuan
(yukti) Ali Matius (2010:2). Untuk pelaksanaan Yoga, agama banyak
memberikan pilihan dan petunjuk-petunjuk melaksanakan Yoga yang baik dan
benar. Hatha Yoga dapat melatih pikiran melalui latihan pernapasan dan meditasi guna
membantu pikiran menjadi lebih jernih, meningkatkan konsentrasi, dan rileks
sehingga dapat mengurangi ketegangan dan stres. Di dalam latihan Hatha Yoga,
ada salah satu unsur bagiannya yang disebut Asanas. Asanas adalah
latihan fisik atau olah tubuh dengan
melakukan berbagai peregangan untuk melatih kekuatan tubuh dan sebagainya.
Melalui Yoga, agama menuntun umatnya agar selalu dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani. Di samping berbagai petunjuk agama sebagai pedoman pelaksanaan
Yoga, sesuatu yang baik berkembang di masyarakat hendaknya juga dapat
dipedomani. Dengan demikian, maka pelaksanaan Yoga menjadi selalu eksis
di sepanjang zaman.
Yoga
merupakan jalan utama dari berbagai
jalan untuk kesehatan pikiran dan badan agar selalu dalam keadaan seimbang.
Keseimbangan kondisi rohani dan jasmani mengantarkan kita tidak mudah untuk
diserang oleh penyakit. Yoga adalah suatu sistem yang sistematis
mengolah rohani dan fisik guna mencapai ketenangan batin dan kesehatan fisik
dengan melakukan latihan-latihan secara berkesinambungan. Yoga dapat diikuti oleh siapa saja untuk
mewujudkan kesegaran rohani dan kebugaran jasmani. Dengan Yoga “Jiwan
mukti” dapat diwujudkan. Untuk menyatukan badan dengan alam, dan menyatukan
pikiran, yang disebut juga Jiwa dengan Roh yang disebut Tuhan Yang Maha Esa.
Bersatunya Roh dengan sumbernya (Tuhan) disebut dengan “Moksha”.
Dalam
pelaksanaan Yoga, yang perlu
diperhatikan adalah gerak pikiran. Pikiran memiliki sifat gerak yang liar
dan paling sulit untuk dikendalikan. Agar terfokus dalam melaksanakan Yoga,
ada baiknya dipastikan bahwa pikiran dalam keadaan baik dan tenang. Secara umum
Yoga dikatakan sebagai disiplin ilmu yang digunakan oleh manusia untuk
membantu dirinya mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Kata “Yoga”
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “yuj” yang memiliki arti
menghubungkan atau menyatukan, yang dalam kamus besar bahasa Indonesia
diartikan sebagai meditasi atau mengheningkan cipta/pikiran, sehingga dapat
dimaknai bahwa Yoga itu adalah menghubungkan
atau penyatuan spirit individu (jivtman) dengan spirit universal (paramtman)
melalui keheningan pikiran.
Ada beberapa
pengertian tentang Yoga yang dimuat dalam buku Yogasutra, antara
lain sebagai berikut:
1. Yoga
adalah ilmu yang mengajarkan tentang pengendalian pikiran dan badan untuk
mencapai tujuan terakhir yang disebut dengan Samadhi.
2. Yoga
adalah
pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk dapat
berhubungan dengan Sang Hyang Widhi Wasa.
3. Yoga
diartikan
sebagai proses penyatuan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa secara terus-menerus
(Yogascittavrttinirodhah)
Jadi, secara umum, Yoga dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik yang memungkinkan seseorang untuk menyadari penyatuan antara roh manusia individu (atman/jiwatman) dengan Paramtman melalui keheningan pikiran kita.
II.
Sejarah
Yoga dalam Ajaran Hindu
Bangsa
yang besar adalah bangsa (masyarakatnya) yang menghargai menghormati pendahulunya
dan sejarahnya. Kehadiran ajaran Yoga di kalangan umat Hindu sudah sangat populer,
bahkan juga merambah masyarakat pada umumnya. Adapun orang suci yang membangun dan mengembangkan ajaran ini (Yoga)
adalah Maharsi Patañjali. Ajaran
Yoga dapat dikatakan sebagai anugrah yang luar biasa dari Maharsi Patañjali
kepada siapa saja yang ingin melaksanakan hidup kerohanian. Bila
Kitab Veda merupakan pengetahuan suci yang bersifat teoritis, maka Yoga adalah
merupakan ilmu yang bersifat praktis
dari-Nya. Ajaran Yoga merupakan bantuan kepada siapa saja yang ingin
meningkatkan diri di bidang kerohanian.
Kitab
yang berisikan tentang ajaran Yoga untuk pertama kalinya adalah Kitab Yogastra karya Maharsi
Patañjali. Namun demikian, dinyatakan bahwa unsur-unsur ajarannya sudah ada
jauh sebelum itu. Ajaran Yoga sesungguhnya sudah terdapat di dalam Kitab Sruti, Smrti, Itihsa, maupun Purna.
Setelah buku Yogastra, berikutnya muncullah kitab-kitab Bhsya yang merupakan buku komentar terhadap karya
Maharsi Patañjali, di antaranya adalah BhsyaNiti
oleh Bhojaraja. Komentar-komentar itu menguraikan tentang ajaran Yoga
karya Maharsi Patañjali yang berbentuk stra atau kalimat pendek dan
padat. Sejak lebih dari 5.000 tahun yang lalu, Yoga telah diketahui
sebagai salah satu alternative pengobatan melalui pernafasan. Awal mula
munculnya Yoga diprakarsai oleh Maharsi Patañjali, dan menjadi ajaran
yang diikuti banyak kalangan umat Hindu.
Maharsi
Patañjali mengartikan kata “Yoga” sama-dengan Cittavrttinirodha
yang bermakna penghentian gerak pikiran.
Seluruh Kitab Yogasutra karya Maharsi Patañjali dikelompokkan atas 4
pada (bagian) yang terdiri dari 194 stra. Bagian-bagiannya antara lain:
a.
Samadhipda
Kitab
ini menjelaskan tentang: sifat, tujuan, dan bentuk ajaran Yoga. Di
dalamnya memuat tentang perubahan-perubahan pikiran dan tata cara melaksanakan Yoga.
b. Shdhanapda
Kitab
ini menjelaskan tentang pelaksanaan Yoga seperti tata cara mencapai Samadhi,
tentang kedukaan, karmaphala, dan yang lainnya.
c. Vibhtipda
Kitab
ini menjelaskan tentang aspek sukma atau batiniah serta kekuatan gaib yang
diperoleh dengan jalan Yoga.
d. Kaivalyapda
Kitab
ini menjelaskan tentang alam kelepasan dan kenyataan roh dalam mengatasi alam
duniawi.
Ajaran Yoga
termasuk dalam sastra Hindu diantaranya adalah Kitab Upanisad, Kitab Bhagavad Gita, Kitab Yogasutra, dan Hatta
Yoga. Kitab weda merupakan sumber ilmu Yoga, yang atas
karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang menyediakan berbagai
metode untuk mencapai penerangan rohani. Metode-metode yang diajarkan itu
disesuaikan dengan tingkat perkembangan rohani seseorang dan metode yang
dimaksud dikenal dengan sebutan Yoga. Setiap orang memiliki
watak (karakter), tingkat rohani, dan bakat yang berbeda. Dengan demikian,
untuk meningkatkan perkembangan rohaninya masing-masing orang dapat memilih
jalan rohani yang berbeda-beda. Tuhan Yang Maha Esa sebagai penyelamat dan maha
kuasa selalu menuntun umatnya untuk berusaha mewujudkan keinginannya yang
terbaik. Atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa, manusia dapat menolong dirinya untuk
melepaskan semua rintangan yang sedang dan yang mungkin dihadapinya. Dengan
demikian maka terwujudlah tujuan utamanya, yakni sejahtera dan bahagia. Bersumberkan
kitab-kitab tersebut di atas jenis Yoga yang baik untuk diikuti adalah:
a. Hatha
Yoga
Gerakan
Yoga yang dilakukan dengan posisi fisik (Asana), teknik
pernafasan (Pranayana) disertai
dengan meditasi. Posisi tubuh tersebut dapat mengantarkan pikiran menjadi
tenang, sehat, dan penuh vitalitas. Ajaran Hatha Yoga berpengaruh atas badan atau jasmani
seseorang. Ajaran Hatha Yoga menggunakan disiplin jasmani sebagai
alat untuk membangunkan kemampuan rohani seseorang. Sirkulasi pernafasan
dikendalikan dengan sikap-sikap badan yang sulit. Sikap-sikap badan yang sulit
dilatih supaya bagaikan seekor kuda yang dilatih agar dapat menurut perintah
penunggangnya yang dalam hal ini penunggangnya adalah atman (roh).
b.
Mantra Yoga
Gerakan
Yoga yang dilaksanakan dengan mengucapkan kalimat-kalimat suci melalui
rasa kebaktian dan perhatian yang terkonsentrasi. Perhatian dikonsentrasikan
agar tercapai kesucian hati untuk ‘mendengar’ suara kesunyian, sabda, ucapan
Tuhan mengenai identitasnya. Pengucapan berbagai mantra dengan tepat
membutuhkan suatu kajian ilmu pengetahuan yang mendalam. Namun biasanya banyak
kebaktian hanya memakai satu jenis mantra saja.
c.
Laya Yoga
atau Kundalini Yoga
Gerakan
Yoga yang dilakukan dengan tujuan menundukkan pembangkitan daya kekuatan
kreatif kundalini yang mengandung kerahasiaan dan latihan-latihan mental dan
jasmani. Ajaran Laya Yoga menekankan pada kebangkitan masing-masing
cakra yang dilalui oleh kundalini yang bergerak dari cakra dasar ke cakra
mahkota serta bagaimana memanfaatkan karakteristik itu untuk tujuantujuan kemuliaan
manusia.
d.
Bhakti Yoga
Gerakan
Yoga yang memfokuskan diri untuk menuju hati. Diyakini bahwa jika
seorang yogi berhasil menerapkan ajaran ini, maka dia dapat melihat kelebihan
orang-lain dan tata cara untuk menghadapi sesuatu. Praktik ajaran bhakti Yoga
ini juga membuat seorang yogi menjadi lebih welas asih dan menerima segala yang
ada di sekitarnya. Karena dalam Yoga diajarkan untuk mencintai alam dan
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Raja
Yoga
Gerakan
Yoga yang menitikberatkan pada teknik meditasi dan kontemplasi. Ajaran Yoga
ini nantinya mengarah pada tata cara penguasaan diri sekaligus menghargai diri
sendiri dan sekitarnya. Ajaran Raja Yoga merupakan dasar dari Yoga sutra.
f.
Jnana Yoga
Gerakan
Yoga yang menerapkan metode untuk meraih kebijaksanaan dan pengetahuan.
Gerakan ajaran Jnana Yoga ini cenderung untuk menggabungkan antara
kepandaian dan kebijaksanaan, sehingga nantinya mendapatkan hidup yang dapat
menerima semua filosofi dan agama.
g.
Karma Yoga
Gerakan
Yoga yang mempercayai adanya
reinkarnasi. Melalui Karma Yoga, umat dibuat untuk menjadi tidak
egois, karena yakin bahwa perilaku umat saat ini memungkinkan berpengaruh pada
kehidupan yang mendatang. Ajaran Karma Yoga meliputi Yoga perbuatan atau berkarya, kewajiban demi
tugas itu sendiri tanpa meginginkan buah hasilnya, seperti misalnya penghargaan
karena mendapat sukses atau terkabulkannya suatu tujuan dan tanpa merasa
menyesal kiranya bila tidak berhasil atau mengalami kegagalan.
Dalam ajaran agama Hindu selain diperkenalkan berbagai jenis gerakan Yoga tersebut di atas, ada yang disebutkan jenis Tantra Yoga. Ajaran Tantra Yoga ini sedikit berbeda dengan Yoga pada umumnya, bahkan ada yang menganggapnya mirip dengan ilmu sihir. Ajaran Tantra Yoga ini terdiri atas kebenaran dan hal-hal yang mistik (mantra) kekuatan dalam sebuah mantra. Ajaran Tantra Yoga bertujuan untuk dapat menghargai pelajaran dan pengalaman hidup umatnya. Oleh karenanya, ada baiknya kita mengenal dan dapat memanfaatkan ajaran Yogãsanas tersebut untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan ini.
III.
Mengenal
dan Manfaat Ajaran Yogãsanas
Latihan dan gerakan Yoga
menjadikan serta mengantarkan jasmani dan rohani umat sederhana, sejahtera, dan
bahagia. Sepatutnya kita bersyukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa karena atas anugerahnya kita dapat mengenal dan belajar Yoga.
Belajar tentang Yoga sangat bermanfaat untuk perkembangan jasmani dan
rohani umat Hindu. Dengan memperaktikkan gerakan-gerakan Yoga, kebugaran
jasmani dan kesegaran rohani umat dapat terwujud sebagaimana mestinya.
Pengajaran pengetahuan Yoga
dinyatakan telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu dalam tradisi Hindu.
Pengetahuan kuno Yoga telah menguraikan kebenaran bahwa dalam
keharmonisan tubuh dan pikiran, terletak rahasia kesehatan. Pengetahuan ini
selalu menarik dan digemari oleh setiap generasi hingga dikembangkan dalam
berbagai bentuknya. Yoga selain sebagai
pengetahuan rohani, juga dapat memberikan latihan-latihan badan/Asanas. Asanas
memungkinkan memperbaiki kesehatan banyak orang dan mencapai suatu kehidupan
yang bersemangat. Melalui pembelajaran Yoga, seseorang secara bertahap
dapat belajar menjaga pikiran dan tubuh dalam keseimbangan yang tentram pada
semua keadaan dan mempertahankan ketenangan dalam situasi apapun.
Latihan-latihan Yoga Asanas dapat membangun dan
menolong kepercayaan diri, mengatasi stress, mengembangkan konsentrasi, dan
menambah kekuatan pikiran. Kekuatan pikiran adalah kunci untuk mengerti spiritual
yang mendalam. Bila kita merasa sakit karena terjadi ketidakseimbangan di dalam
tubuh, pikiran, atau hasil hormon yang tidak seimbang, latihan Yoga Asanas
dapat banyak membantu menormalkannya. Gerakan-gerakan ajaran Yoga Asanas
pada tingkat yang paling dasar kebanyakan meniru gerakan binatang ketika
berusaha dapat sembuh dari sakit yang dideritanya. Dapat dikatakan hampir
seluruh Asanas diberikan identitas sesuai nama-nama binatang.
Untuk dapat menetralisir ketegangan pikiran sebagai
akibat dari bisingnya urusan keseharian yang semakin rumit, gerakan-gerakan Asanas
perlu dikombinasikan dengan latihan-latihan pernafasan, konsentrasi, dan
relaksasi. Dengan demikian, pikiran yang ruwet dapat dikembalikan ke dalam
suasana yang normal. Setelah melalui latihan Asanas secara teratur, kita
mampu menjadi tuan bagi tubuh kita sendiri, bebas dari gangguan sakit, awet
muda, hidup rileks, penuh energi, bebas dari pengaruh emosional, menjadikan
hidup ini selalu siap bekerja untuk kesejahteraan umat manusia. Manfaat latihan
pernapasan (Yoga) menjadikan pernapasan lebih dalam dan pelan, paru-paru
berkembangsampai pada kapasitas penuh. Akibatnya tubuh menerima oksigen dalam
jumlah maksimal. Apabila gerakan-gerakan ajaran Yoga Asanas dapat
dilakukan dengan benar dan tepat maka kelelahan menjadi hilang, dan orang
merasa penuh tenaga dalam yang menyegarkan. Adapun manfaat ajaran Yoga
dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu;
1. Sebagai
tujuan hidup yang tertinggi dan terakhir dalam ajaran Hindu yaitu terwujudnya Moksartham
jagadhita ya ca iti Dharma.
2. Untuk
menjaga kesehatan, kebugaran jasmani dan kesegaran rohani dapat dilakukan
melalui mempraktikkan berbagai macam gerakan Yoga Asanas.
Berikut ini
dapat ditampilkan dalam bentuk kolom beberapa manfaat gerakan ajaran Yoga
Asanas, antara lain:
No. |
Jenis-jenis Yoga
Asanas |
Penjelasan Yoga
Asanas |
Manfaat Yoga
Asanas |
1 |
Padmāsana |
Kedua kaki diluruskan ke depan, lalu
tempatkan kaki kanan di atas paha kiri, kemudian kaki kiri di atas paha
kanan. Kedua tangan boleh ditempatkan di lutut. |
Dapat menopang tubuh dalam jangka
waktu yang lama, hal ini disebabkan karena tubuh mulai dapat dikendalikan
oleh pikiran. |
2 |
Siddhāsana |
Letakkan salah satu
tumit di pantat, dan tumit yang lain dipangkal kemaluan. Kedua kaki
diletakkan begitu rupa sehingga kedua ugel-ugel mengenai satu dengan yang
lain. |
Memberikan
efek ketenangan pada seluruh jaringan saraf dan mengendalikan fungsi seksual. |
3 |
Swastikāsana |
Kedua kaki
lurus ke depan kemudian lipat kaki dan taruh dekat otot paha kanan,
bengkokkan kaki kanan dan
dorong telapak kaki dalam ruang antara paha dengan otot betis. |
Menghilangkan
reumatik, Menghilangkan
penyakit empedu dan lendir dalam keadaan sehat, membersihkan dan menguatkan
urat-urat kaki dan paha. |
4 |
Sarvangāsana |
Berbaring
dengan punggung di atas selimut, angkat kedua kaki perlahan kemudian angkat
tubuh bagian atas, pinggang, paha, dan kaki lurus ke atas. Punggung ditunjang
oleh kedua tangan. |
Memelihara
kelenjar thyroid. |
5 |
Halāsana |
Posisi tubuh
rebah dengan telapak tangan telungkup di samping badan. Kedua kaki rapat lalu
diangkat ke atas dengan posisi lurus. Tubuh jangan bengkok. Kaki dan tubuh
buat siku lebar. Turunkan kedua kaki melalui muka sampai jari kaki mengenai
lantai. Paha dan kaki membentuk garis lurus. |
Menguatkan
urat dan otot tulang belakang dan susunan urat-urat di sisi kanan kiri tulang
punggung. |
6 |
Matsyāsana |
Rebahkan diri
di atas punggung, dengan kepala diletakkan pada kedua tangan yang disalipkan. |
Membasmi
bermacam penyakit seperti asma, paru-paru, bronchitis. |
7 |
Paschimottanāsana |
Duduk di lantai dengan kaki menjulur
lurus, pegang jari kaki dengan tangan, tubuh dibengkokkan ke depan. |
Membuat nafas berjalan di brahma nadi
(sungsum) dan menyalakan api pencernaan, dan untuk mengurangi lemak diperut. |
8 |
Mayurāsana (Burung Merak) |
Berlutut di atas lantai, jongkok di
atas jari kaki, angkat tumit ke atas dengan kedua tangan berdekatan, dengan
telapak tangan di atas lantai, ibu jari kedua tangan harus mengenai lantai
dan harus berhadapan dengan kaki. |
Menguatkan pencernaan, membetulkan
salah pencernaan dan salah perut seperti kembung, juga murung hati dan limpa yang
bekerja lemah akan baik kembali. |
9 |
Ardha
Matsyendrāsana |
Letakkan tumit
kiri di dekat lubang pantat dan di bawah kemaluan mengenai tempat di antara
lubang pantat dan kemaluan. Belokkan lutut kanan dan letakkan ugel-ugel kanan
di pangkal berdekatan dengan sambungan kiri, letakkan ketiak kiri di atas
lutut kanan kemudian dorong sedikit ke belakang sehingga mengenai bagian
belakang dari ketiak. Pegang lutut kiri dengan telapak tangan kiri perlahan
punggung belokkan ke sisi dan putar sedapat mungkin ke kanan,
gerakkan kepala ke kanan sehingga segaris dengan pundak kanan, ayunkan tangan
kanan ke belakang, pegang paha kiri dengan tangan kanan, tulang punggung
lurus. |
Memperbaiki
alat-alat pencernaan, memberi nafsu makan. Kundalini akan dibangunkan juga
dan membuat candranadi mengalir tetap. |
10 |
Salabhāsana |
Rebahkan diri
dengan telungkup, kedua tangan di sisi badan terlentang. Tangan diletakkan di
bawah perut, hirup nafas seenaknya kemudian keluarkan perlahan. Keraskan
seluruh badan dan angkat kaki ke atas ± 40 cm, dengan lurus, sehingga paha
dan perut bawah dapat terangkat juga. |
Menguatkan otot perut, paha, dan kaki,
menyembuhkan penyakit perut dan usus juga penyakit limpa dan penyakit bungkuk
dapat dikurangi. |
11 |
Bhuyanggāsana |
Merebahkan
diri dengan telungkup, lemaskan otot, dan tenangkan hati, letakkan
telapak tangan di lantai di bawah bahu dan siku, tubuh dan pusar sampai
jari-jari kaki tetap di lantai, angkat kepala dan tubuh ke atas perlahan
seperti cobra ke atas, bengkokkan tulang punggung ke atas. |
Istimewa untuk wanita, dapat memberi
banyak faedah,
tempat anak dan kencing akan dikuatkan, menyembuhkan amenorhoea (datang bulan
tidak cocok), dysmenorhoea (merasa sakit pada waktu datang bulan, leucorrhoea
(sakit keputihan), dan macam penyakit lain di kantung kencing dan indung
telor dan peranakan. |
12 |
Dhanurāsana |
Rebahkan diri dengan dada dan muka di
bawah, kedua tangan diletakkan di sisi, kedua kaki ditekuk ke belakang,
naikkan tangan kebelakang dan pegang ugel-ugel, angkat dada dan kepala ke
atas, dan
kaki kaku dan luruskan, tahan nafas dan keluarkan nafas perlahan. |
Menghilangkan sakit bungkuk, reumatik
lebarkan
dada, tangan di kaki, lutut, dan tangan. Mengurangi kegemukan, dan
melancarkan peredaran darah. |
13 |
Gomukhāsana |
Tumit kaki kiri diletakkan di bawah
pantat kiri, kaki kanan diletakkan sedemikian rupa, sehingga lutut kanan
berada di atas lutut kiri dan telapak kaki kanan ada di sebelah paha kiri
berdekatan. |
Menghilangkan reumatik di kaki,
ambein, sakit kaki dan paha, menghilangkan susah BAB (ke belakang). |
14 |
Trikonāsana |
Berdiri tegak, kedua kaki terpisah, ±
65 - 70 cm, kemudian luruskan tangan dengan lebar, segaris dengan pundak,
tangan sejajar dengan lantai. |
Menguatkan urat-urat tulang punggung
dan alat-alat di perut, menguatkan gerak usus dan menambah nafsu makan. |
15 |
Baddha
Padmāsana |
Duduk dengan sikap Padmasana, tumit
mengenai perut, tangan kanan ke belakang memegang ibu jari kanan, begitu juga
tangan kiri. Tekan dagu ke dada, lihat pada ujung hidung dan bernafas
pelan-pelan. |
Asana ini bukan untuk bermeditasi
tetapi untuk memperkuat kesehatan dan menguatkan badan. Dapat menyembuhkan
lever, uluhati, usus. |
16 |
Padahasthāsana |
Berdiri tegak, tangan digantung di
sebelah badan, kedua tumit harus rapat tapi jari harus terpisah, angkat
tangan kedua-duanya ke atas kepala. Perlahan bengkokkan badan ke bawah,
jangan bengkokkan siku lalu pegang jari kaki dengan ibu jari, jari telunjuk,
dan jari tengah. |
Menghilangkan hawa nafsu, tamas,
menghilangkan lemak. |
17 |
Matsyendrāsana |
Duduk dengan
kaki menjulur, letakkan kaki kiri di atas pangkal paha kanan dan letakkan
tumit kaki kiri di pusar. Kaki kanan letakkan di lantai di pinggir lutut kiri.
Tangan kiri melalui lutut kanan di luarnya memegang jari kaki kanan dengan
ibu jari, telunjuk, dan jari tengah lalu tekankan pada lutut kanan dan kiri. |
Menghilangkan
reumatik, menguatkan prana shakti (gaya batin) dan menyembuhkan banyak
penyakit. |
18 |
Chakrāsana |
Berdiri dengan
tangan diangkat ke atas, perlahan-lahan turunkan ke belakang dengan
membengkokkan tulang punggung. |
Melatih
kegesitan, tangkas, segala pekerjaan akan dilaksanakan dengan cepat. |
19 |
Savāsana |
Tidur terlentang, tangan lurus di
samping badan, luruskan kaki dan tumit berdekatan. Tutup mata bernafas
perlahan, lemaskan semua otot. |
Memberikan
istirahat pada badan, pikiran, dan sukma. |
20 |
Janusirāsana |
Letakan tumit kiri di antara lubang
pantat dan kemaluan, dan tekanlah tempat itu. Kaki kanan menjulur dengan
lurus. Pegang jari kaki kanan dengan dua tangan. |
Menambah
semangat dan menolong pencernaan. Asana ini menggiatkan surya chakra. |
21 |
Garbhāsana |
Kedua tangan di antara paha dan betis,
keluarkan kedua siku lalu pegang telinga kanan dengan tangan kanan dan
sebaliknya. |
Menguatkan
otot perut dan membakar lemak di seputar perut |
22 |
Kukutāsana |
Lebih dulu membuat padmasana. Masukan
tangan satu persatu dalam betis hingga sampai kira-kira di siku, telapak
tangan diletakkan di lantai
dengan jari terbuka ke depan, angkat badan ke atas salib kaki kirakira sampai
di siku. |
Menguatkan
otot-otot, dada dan pundak. |
IV.
Yogãsana
dan Etika
Yoga
Asana adalah gerakan Yoga yang
berhubungan dengan posisi tubuh. Perpaduan antara gerakan kelenturan,
gerakan memutar dan keseimbangan tersebut membantu kita untuk membedakannya
dengan jenis praktik Yoga yang lainnya. Yoga Asana
mengutamakan postur tubuh, terpusat pada pernapasan (breathing) dan
konsentrasi pada gerakan pikiran (mind). Yoga menyelaraskan tubuh
fisik, pikiran dan jiwa. Pada tubuh fisik Yoga memberi efek kesehatan, keseimbangan,
kekuatan dan vitalitas. Pada pikiran, Yoga meningkatkan daya ingat,
konsentrasi, menajamkan tingkat intelektual, menyeimbangkan emosi sehingga
membuat hidup lebih kaya dan bahagia. Pada jiwa, Yoga membawa kesadaran,
kebebasan dan pencerahan. Yoga adalah sebuah filosofi tentang kehidupan
yang dapat dicapai melalui latihan olah tubuh, napas dan meditasi berdasarkan
delapan tahapan kehidupan seperti Yama (ajaran tentang moral), Niyama
(disiplin), Asana (postur), Pranayama (pengontrolan napas dengan teratur),
Pratyahara (pelajaran tentang rasa), Dharana (konsentrasi), Dhyana
(meditasi) dan Samadhi (pencapaian kesadaran tertinggi dari
meditasi), yang dapat membentuk kita menjadi manusia yang sejahtera, damai, dan
bahagia.
Kamus Besar
Bahasa Indonesia menjelaskan Yoga: sebagai meditasi atau mengheningkan
cipta/pikiran, sehingga dapat dimaknai bahwa Yoga itu adalah meghubungkan
atau penyatuan spirit individu (jivatman) dengan spirit universal (paramatman)
melalui keheningan pikiran. BerYoga berarti mengendalikan pangkal
penyebab kemalangan manusia yang dapat mempengaruhi pikiran dan badan atau
rohani dan jasmani. Yoga adalah ilmu
tentang kemanusiaan, berurusan dengan semua aspek manusia secara lengkap dari
fisik, psikologis, intelektual dan emosional. Jika berlatih dengan dedikasi, Yoga
memiliki kemampuan untuk memunculkan kualitas positif dan mengurangi kekurangan
kita. Berdasarkan pengetahuan tentang anatomi, fisiologi, kesadaran dan hati nurani, Yoga
adalah ilmu yang mampu mengintegrasikan tubuh, pikiran, napas, dan kesadaran,
untuk memahami kebutuhan yang sesungguhnya dari setiap orang dan berurusan dengan
setiap aspek kesehatan dan kesejahteraan dari luar ke inti sesungguhnya.
Bila kita
mengenal Karate atau Kungfu sebagai suatu teknik untuk membela diri,
maka Yoga merupakan suatu teknik
untuk mengenal diri. Siapa yang mengenal dirinya, maka dia mengenal
Tuhannya. Perlu ditegaskan lagi, bahwa Yoga adalah suatu sadhana (latihan yang bersifat
spiritual). Yoga tidak sekedar senam atau latihan kanuragan. Ini perlu
dijelaskan karena bagi masyarakat Indonesia, Yoga sering kali
disalahartikan sebagai akrobat atau semacam praktik-praktik klenik, dan lain sebagainya.
Sebagaimana ilmu bela diri, berlatih Yoga juga membutuhkan disiplin yang
penting diperhitungkan. Tidak ada dispensasi untuk memperpendek jalan. Namun,
untuk berlatih Yoga tidak ada istilah terlambat untuk memulai. Apakah
seorang anak, orang tua, wanita, pria, cacat, sehat, terpelajar, buta huruf,
dengan kesungguhan hati semuanya dapat berlatih Yoga.
Berbagai
aliran Yoga telah diperkenalkan hampir di seluruh dunia. Namun ada satu
aliran yang selama ini patut kita tekuni yaitu Hatha Yoga.
Praktik Hatha Yoga dapat membuat
keseimbangan pada diri setiap orang. Hatha Yoga, secara fisik
dapat membantu meningkatkan kinerja
seluruh bagian tubuh, dari darah, hormon, kelenjar hingga tulang dan juga
semua sistem yang ada di dalam tubuh yang membantu meningkatkan kesehatan.
Sedangkan secara mental/rohani, Hatha Yoga dapat melatih pikiran melalui latihan
pernapasan dan meditasi guna membantu pikiran menjadi lebih jernih,
meningkatkan konsentrasi, dan rileks sehingga dapat mengurangi ketegangan dan
stres. Di dalam latihan Hatha Yoga ada salah satu unsur bagiannya
yang disebut Asanas. Asanas adalah latihan fisik atau olah tubuh dengan melakukan berbagai peregangan
untuk melatih kekuatan tubuh dan sebagainya. Untuk seseorang yang sudah
terbiasa berlatih Yoga sebelumnya melakukan hal semacam ini (Asanas)
sudah menjadi kebiasaannya. Namun demikian di antara kita yang kebanyakan baru
mau melaksanakannya, banyak hal yang masih perlu diketahui dan dipelajari terutama
yang berhubungan dengan makna melakukan Yoga dan Asanas pada khususnya.
Mempraktikkan
dan berlatih Yoga Asanas sesungguhnya adalah dapat mengantarkan
kita menjernihkan pikiran/pengertian, menjadikan tubuh/badan bugar/sehat, dan
akhirnya terwujud hidup dan kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Latihan Yoga
itu sangatlah pribadi (personal), lamanya melakukan postur atau Asanas dan
pemilihan program sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individu
itu sendiri. Durasi waktu dalam berlatih Yoga juga semestinya bertahap, dan
secara pelan-pelan ditingkatkan sesuai dengan kekuatan tubuh praktisinya. Biasanya
untuk praktisi Yoga pemula ada baiknya beristirahat dalam setiap Asana
sekitar 30 detik, dan bisa ditingkatkan menjadi 1-2 menit. Praktik Yoga Asanas
bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, benar, dan tepat melalui gerak dan
pernapasan atau Pranayama, maka tubuh juga dapat berkeringat tetapi
tubuh dan pikiran merasa menjadi ringan. Yang perlu diingat adalah berlatih Yoga
tidak harus diakhiri dengan kelelahan. Sesuai dengan namanya ‘Hatha’
memanaskan dan juga mendinginkan atau menenangkan.
Berbicara tentang
Yoga sebenarnya sama dengan kita menapak suatu jalan yang sangat panjang,
secara garis besar Yoga itu dibagi menjadi empat fase, antara lain:
1.
Bhakti Yoga:
berpangkal pada rasa cinta kasih. Jalan Bhakti Yoga menekankan para
pengikut ajaran bhakti memuja Ida Sang Hyang Widhi dengan tulus ikhlas
dan bersahabat dengan sesama ciptaan-Nya dengan rasa cinta kasih yang mendalam.
2. Karma
Yoga: berpangkal pada
karma/kerja. Jalan kerja tanpa pamrih inilah inti dari Karma Yoga.
3.
Jnana Yoga:
berpangkal pada logika dan atau pengetahuan. Bila kita ingin mengembangkan diri
meningkatkan anugerah Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi yang dimiliki oleh
manusia berupa pikiran dan kecerdasan harus selalu belajar. Jnana Yoga
menekankan pada pengetahuan yang suci dan yang bermanfaat untuk hidup dan
kehidupan ini.
4. Raja
Yoga: berpangkal pada pengendalian
diri dan konsentrasi. Manusia juga terlahir membawa sifat-sifat marah,
keinginan, iri hati, mabuk, bingung dan loba. Ke-enam unsur ini (sad ripu)
dapat mengacaukan sistem kerja manusia. Panca Indra, sex, dan pikiran
manusia yang tak terkendali seringkali bisa menjadi tembok penghalang
kesuksesannya.
Secara umum, konsep etika dalam Yoga termasuk
dalam latihan yama dan niyama, yaitu disiplin moral dan
disiplin diri. Aturan-aturan yang ada dalam yama dan niyama, juga
berfungsi sebagai kontrol sosial dalam mengatur moral manusia. Dalam buku Tattwa Darsana, menjelaskan bahwa etika dalam Yoga adalah
sebagai berikut; dalam Samadhi, seorang Yogi memasuki ketenangan tertinggi
yang tidak tersentuh oleh suara-suara yang tak henti-hentinya, yang berasal
dari luar dan pikiran kehilangan fungsinya, di mana indera-indera terserap ke
dalam pikiran. Apabila semua perubahan pikiran terkendalikan, si pengamat atau
Purusa, terhenti dalam dirinya sendiri. Keadaan semacam ini di dalam Yoga-Sutra
Patanjali disebut sebagai Svarupa Avasthanam (kedudukan dalam diri
seseorang yang sesungguhnya).
Dalam filsafat Yoga,
dijelaskan bahwa Yoga berarti penghentian kegoncangan-kegoncangan
pikiran. Ada lima keadaan pikiran itu. Keadaaan pikiran itu dipengaruhi oleh
intensitas sattwa, rajas dan tamas. Kelima keadaaan pikiran itu
adalah:
1.
Ksipta
artinya tidak diam-diam. Dalam keadaan pikiran itu diombang-ambingkan oleh
rajas dan tamas, dan ditarik-tarik oleh objek indriya dan sarana-sarana untuk
mencapainya, pikiran melompat-lompat dari satu objek ke objek yang lain tanpa
terhenti pada satu objek.
2.
Mudha
artinya lamban dan malas. Gerak lamban dan malas ini disebabkan oleh pengaruh
tamas yang menguasai alam pikiran. Akibatnya orang yang alam pikirannya
demikian cenderung bodoh, senang tidur dan sebagainya.
3.
Wiksipta artinya
bingung, kacau. Hal ini disebabkan oleh pengaruh rajas. Karena pengaruh ini,
pikiran mampu mewujudkan semua objek dan mengarahkannya pada kebajikan,
pengetahuan, dan sebagainya. Ini merupakan tahap pemusatan pikiran pada suatu
objek, namun sifatnya sementara, sebab akan disusul lagi oleh kekuatan pikiran.
4.
Ekarga
artinya terpusat. Di sini, Citta terhapus dari cemarnya rajas
sehingga sattva-lah yang menguasai pikiran. Ini merupakan awal pemusatan
pikiran pada suatu objek yang memungkinkan ia mengetahui alamnya yang sejati sebagai
persiapan untuk menghentikan perubahan-perubahan pikiran.
5.
Niruddha
artinya terkendali. Dalam tahap ini, berhentilah semua kegiatan pikiran, hanya
ketenanganlah yang ada. Ekagra dan Niruddha merupakan persiapan
dan bantuan untuk mencapai tujuan akhir, yaitu kelepasan. Ekagra bila dapat
berlangsung terus-menerus, maka disebut samprajna-Yoga atau meditasi
yang dalam, yang padanya ada perenungan kesadaran akan suatu objek yang terang.
Tingkatan Niruddha juga disebut asaniprajnata-Yoga, karena semua
perubahan dan kegoncangan pikiran terhenti, tiada satu pun diketahui oleh
pikiran lagi. Dalam keadaan demikian, tidak ada riak-riak gelombang kecil
sekali pun dalam permukaan alam pikiran atau Citta itu. Inilah yang dinamakan
orang Samadhi Yoga. Ada empat macam samparJnana-Yoga menurut
jenis objek renungannya. Keempat jenis itu adalah:
a.
Sawitarka ialah apabila pikiran dipusatkan pada suatu objek benda kasar
seperti arca dewa atau dewi.
b.
Sawicara ialah bila pikiran dipusatkan pada objek yang halus yang tidak
nyata seperti tanmantra.
c.
Sananda ialah bila pikiran dipusatkan pada suatu objek yang halus
seperti rasa indriya.
d.
Sasmita ialah bila pikiran dipusatkan pada asmita, yaitu anasir rasa
aku yang biasanya roh menyamakan dirinya dengan ini.
Dengan tahapan-tahapan pemusatan pikiran seperti yang disebut di
atas, maka ia akan mengalami bermacam-macam phenomena alam, objek dengan atau
tanpa jasmani yang meninggalkannya satu persatu hingga akhirnya Citta meninggalkannya
sama sekali dan seseorang mencapai tingkat asamprajnata dalam Yoganya.
Untuk mencapai tingkat ini orang harus melaksanakan praktik Yoga dengan
cermat dan dalam waktu yang lama melalui tahap-tahap yang disebut Astangga
Yoga. Berikut ini adalah Sistematika Astangga Yoga
dalam bentuk diagram:
No. |
Astangga
Yoga |
Jenis
Tahapannya |
Etika Yoga |
|
1 |
Yama |
Ahimsa |
|
Hantha Yoga |
Satya |
||||
Asteya |
||||
Brahmacharya |
||||
Aparigraha |
||||
2 |
Niyama |
Sauca |
|
Hantha Yoga |
Sentosa |
||||
Tapa |
Kriya
Yoga |
|||
Svadhayaya |
||||
Isvara-pranidhana |
||||
3 |
Asana |
|
|
|
4 |
Pranayama |
Prana |
|
|
Apana |
||||
Samana |
||||
Udana |
||||
Vyana |
||||
5 |
Pratyahara |
|
|
|
6 |
Dharana |
|
Samyana |
|
7 |
Dhyana |
|
||
8 |
Samadhi |
|
|
Dalam
melaksanakan Yoga ada tahap-tahap yang harus ditempuh yang disebut
dengan Astangga Yoga. Astangga Yoga adalah delapan
tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan Yoga. Adapun
bagian-bagian dari Astangga Yoga yaitu Yama (pengendalian diri
unsur jasmani), Nyama (pengendalian diri unsur-unsur rohani), Asana
(sikap tubuh), Pranayama (latihan pernafasan), Pratyahara
(menarik semua indrinya kedalam), Dharana (telah memutuskan untuk
memusatkan diri dengan Tuhan), Dhyana (mulai meditasi dan merenungkan diri
serta nama Sang Hyang Widhi Wasa), dan Samadhi (telah mendekatkan
diri, menyatu atau kesendirian yang sempurna atau merealisasikan diri). Berikut
dapat disebutkan bagian-bagian dari Astangga Yoga yang patut dijadikan
landasan hidup beretika dalam keseharian, antara lain:
1. Yama
(Panca Yama Brata)
Panca
yama Brata adalah lima pengendalian diri tingkat jasmani yang
harus dilakukan tanpa kecuali. Gagal melakukan pantangan dasar ini, maka
seseorang tidak akan pernah bisa mencapai tingkatan berikutnya. Penjabaran
kelima Yama Bratha ini diuraikan dengan jelas dalam Patanjali Yoga
Stra II.35 – 39.
a.
Ahimsa
atau tanpa kekerasan. Jangan melukai makhluk lain manapun dalam pikiran,
perbuatan atau perkataan. (Patanjali Yoga Stra II.35)
b.
Satya
atau kejujuran/kebenaran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, atau pantangan
akan kecurangan, penipuan dan kepalsuan. (Patanjali Yoga Stra II.36)
c.
Astya
atau pantang menginginkan segala sesuatu yang bukan miliknya sendiri. Atau
dengan kata lain pantang melakukan pencurian baik hanya dalam pikiran,
perkataan apa lagi dalam perbuatan. (Patanjali Yoga Stra II.37)
d.
Brahmacarya
atau berpantang kenikmatan seksual. (Patanjali Yoga Stra II.38)
e.
Aparigraha
atau pantang akan kemewahan; seorang praktisi Yoga (Yogi) harus hidup
sederhana. (Patanjali Yoga Stra II.38).
2. Niyama
(Panca Niyama Bratha)
Panca
Nyama Brata adalah lima jenis penengendalian diri
tingkat rohani dan sebagai penyokong dari pantangan dasar sebelumnya diuraikan
dalam Patanjali Yoga Stra II.40-45.
a.
Sauca,
kebersihan lahir batin. Lambat laun seseorang yang menekuni prinsip ini akan
mulai mengesampingkan kontak fisik dengan badan orang lain dan membunuh nafsu
yang mengakibatkan kekotoran dari kontak fisik tersebut (Patanjali Yoga Stra
II.40). Sauca juga menganjurkan kebajikan Sattvasuddi atau
pembersihan kecerdasan untuk membedakan:
1. Saumanasya
atau keriangan hati,
2. Ekagrata
atau pemusatan pikiran,
3. Indriajaya
atau pengawsan nafsu-nafsu,
4. Atmadarsana
atau realisasi diri (Patanjali Yoga Stra II.41).
b.
Santosa
atau kepuasan. Hal ini dapat membawa praktisi Yoga ke dalam kesenangan
yang tidak terkatakan. Dikatakan dalam kepuasan terdapat tingkat kesenangan
transendental (Patanjali Yoga Stra II.42).
c.
Tapa
atau mengekang. Melalui pantangan tubuh dan pikiran akan menjadi kuat dan
terbebas dari noda dalam aspek spiritual (Patanjali Yoga Stra II.43).
d.
Svadhyaya
atau mempelajari kitab-kitab suci, melakukan japa (pengulangan pengucapan
nama-nama suci Tuhan) dan penilaian diri sehingga memudahkan tercapainya “istadevata-sampra
Yogah, persatuan dengan apa yang dicita-citakannya (Patanjali Yoga Stra II.44).
e.
Isvarapranidhana
atau penyerahan dan pengabdian kepada Sang Hyang Widhi yang akan
mengantarkan seseorang kepada tingkatan Samadhi (Patanjali Yoga Stra
II.45).
Dengan
menempuh jalan kebaikan bukan berarti seseorang dengan sendirinya dilindungi
terhadap kesalahan yang bertentangan. Jangan menyakiti orang lain belum tentu
berarti perlakukan orang lain dengan baik. Kita harus melakukan keduanya, tidak
menyakiti orang lain dan sekaligus melakukan keramah-tamahan.
3. Asana
Asana
adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan Yoga. Buku Yogasutra tidak mengharuskan sikap duduk tertentu,
tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada siswa sikap duduk yang paling disenangi
dan relaks, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran dan tidak
terganggu karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan.
Selain itu sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu
mengendalikan sistem saraf sehingga terhindar dari goncangan-goncangan pikiran.
Sikap duduk yang rileks antara lain: silasana (bersila) bagi laki-laki
dan bajrasana (bersimpuh, menduduki tumit) bagi wanita, dengan punggung
yang lurus dan tangan berada diatas kedua paha, telapak tangan menghadap ke
atas.
4. Pranayama
Pranayama
adalah pengaturan nafas keluar masuk paru-paru melalui lubang hidung dengan tujuan
menyebarkan prana (energi) keseluruh tubuh. Pada saat manusia menarik nafas mengeluarkan
suara So, dan saat mengeluarkan nafas berbunyi Ham. Dalam bahasa
Sansekerta So berarti energi kosmik, dan Ham berarti diri sendiri
(saya). Ini berarti setiap detik manusia mengingat diri dan energi kosmik. Pranayama
terdiri dari: Puraka yaitu memasukkan
nafas, Kumbhaka yaitu menahan nafas,
dan Recaka yaitu mengeluarkan nafas.
Puraka, kumbhaka dan recaka dilaksanakan
pelan-pelan bertahap masing-masing dalam tujuh detik. Hitungan tujuh detik
ini dimaksudkan untuk menguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh manusia
yaitu: muladhara yang terletak di
pangkal tulang punggung di antara dubur dan kemaluan, svadishthana yang terletak di atas kemaluan, manipura yang terletak di pusar, anahata yang terletak di jantung, vishuddha yang terletak di
leher, ajna yang terletak di
tengah-tengah kedua mata, dan sahasrara yang terletak di ubun-ubun.
5. Pratyahara
Pratyahara
adalah penguasaan panca indria oleh pikiran sehingga apapun yang diterima panca
indria melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi pikiran. Panca indria adalah:
pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah dan rasa kulit. Pada umumnya
indria menimbulkan nafsu kenikmatan setelah mempengaruhi pikiran. Yoga
bertujuan memutuskan mata rantai olah pikiran dari rangsangan syaraf ke
keinginan (nafsu), sehingga Citta menjadi murni dan bebas dari
goncangan-goncangan. Jadi, Yoga tidak bertujuan mematikan kemampuan indria.
Untuk jelasnya mari kita kutip pernyatan dari Maharsi Patanjali sebagai berikut:
“Swa Viyasa AsampraYoga,
Cittayasa Svarupa Anukara,
Iva Indrayanam Pratyaharah,
tatah Parana Vasyata Indriyanam”.
Terjemahannya:
Pratyahara terdiri dari
pelepasan alat-alat indria dan nafsunya masing-masing, serta menyesuaikan alat-alat
indria dengan bentuk Citta (budi) yang murni. Makna yang lebih luas sebagai
berikut: Pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Sang Hyang Widhi
dengan konsentrasi yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus.
a. Dharana
Dharana
artinya mengendalikan pikiran agar terpusat pada suatu objek konsentrasi. Objek
itu dapat berada dalam tubuh kita sendiri, misalnya “selaning lelata”
(sela-sela alis) yang dalam keyakinan Sivaism disebut sebagai “Trinetra”
atau mata ketiga Siwa. Dapat pula pada “tungtunging panon” atau ujung
(puncak) hidung sebagai objek pandang terdekat dari mata. Para Sulinggih
(Pendeta) di Bali banyak yang menggunakan ubun-ubun (sahasrara) sebagai
objek karena di saat “ngili atma” di ubun-ubun dibayangkan adanya padma
berdaun seribu dengan mahkotanya berupa atman yang bersinar “spatika”
yaitu berkilau bagaikan mutiara. Objek lain di luar tubuh manusia misalnya
bintang, bulan, matahari, dan gunung. Penggunaan bintang sebagai objek akan
membantu para yogi menguatkan pendirian dan keyakinan pada ajaran Dharma,
jika bulan yang digunakan membawa ke arah kedamaian batin, matahari untuk
kekuatan fisik, dan gunung untuk kesejahteraan. Objek di luar badan yang lain
misalnya patung dan gambar dari dewa-dewi, guru spiritual. yang bermanfaat bagi
terserapnya vibrasi kesucian dari objek yang ditokohkan itu. Kemampuan pengikut
Yoga melaksanakan Dharana dengan baik dapat memudahkan yang
bersangkutan mencapai Dhyana dan Samadhi.
b. Dhyana
Dhyana
adalah suatu keadaan di mana arus pikiran tertuju tanpa putus-putus pada objek
yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan oleh objek atau
gangguan atau godaan lain baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Gangguan
atau godaan yang nyata dirasakan oleh Panca Indria baik melaluipendengaran,
penglihatan, penciuman, rasa lidah maupun rasa kulit. Gangguan atau godaan yang
tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang dari sasaran objek Dharana.
Tujuan Dhyana adalah aliran pikiran yang terus menerus kepada Sang
Hyang Widhi melalui objek Dharana, lebih jelasnya Yogasutra
Maharsi Patanjali menyatakan: “Tantra Pradyaya Ekatana Dhyanam” terjemahannya;
Arus buddhi (pikiran) yang tiada putus-putusnya menuju tujuan (Sang Hyang
Widhi). Kaitan antara Pranayama, Pratyahara dan Dhyana
sangat kuat, dinyatakan oleh Maharsi Yajanawalkya sebagai berikut: ”Pranayamair
Dahed Dosan, Dharanbhisca Kilbisan, Pratyaharasca Sansargan, Dhyanena Asnan
Gunan”: Artinya: Dengan Pranayama terbuanglah kotoran badan dan kotoran
buddhi, dengan Pratyahara terbuanglah kotoran ikatan (pada objek keduniawian),
dan dengan Dhyana dihilangkanlah segala apa (hambatan) yang berada di
antara manusia dan Sang Hyang Widhi.
c.
Samadhi
Samadhi
adalah tingkatan tertinggi dari Astangga Yoga, yang dibagi dalam
dua keadaan yaitu:
a.
Samprajnatta
Samadhi atau Sabija Samadhi, adalah keadaan di mana yogi
masih mempunyai kesadaran.
b.
Asamprajnata-Samadhi
atau Nirbija-Samadhi, adalah keadaan di mana yogi sudah tidak
sadar dengan diri dan lingkungannya, karena batinnya penuh diresapi oleh
kebahagiaan tiada tara, diresapi oleh cinta kasih Sang Hyang Widhi. Baik
dalam keadaan Sabija-Samadhi maupun Nirbija-Samadhi, seorang yogi
merasa sangat berbahagia, sangat puas, tidak cemas, tidak merasa memiliki apapun,
tidak mempunyai keinginan, pikiran yang tidak tercela, bebas dari “Catur
Kalpana” (yaitu: tahu, diketahui, mengetahui, Pengetahuan), tidak lalai, tidak
ada ke-”aku”-an, tenang, tentram dan damai. Samadhi adalah pintu gerbang
menuju Moksha, karena unsur-unsur Moksha sudah dirasakan oleh
seorang yogi. Samadhi yang dapat dipertahankan terus-menerus
keberadaannya, akan sangat memudahkan pencapaian Moksha.
”Yada Pancavatisthante,
Jnanani Manasa Saha,
Buddhis Ca Na Vicestati,
tam Ahuh Paramam Gatim”
(Katha Upanisad II.3.1).
Terjemahannya:
Bilamana Panca Indria dan pikiran
berhenti dari kegiatannya dan buddhi sendiri kokoh dalam kesucian, inilah
keadaan manusia yang tertinggi
Demikian Yoga
Asanas sudah dan semestinya dilaksanakan oleh umat sedharma dengan
demikian Moksha dan jagadhita yang dicita-citakan dapat terwujud
sebagaimana mestinya. Selanjutnya ada baiknya kita memahami Sang Hyang Widhi
(Tuhan) dalam Ajaran Yogãsana untuk mewujudkan kesejahteraandan kebahagiaan
hidup dalam kehidupan ini.
V.
Sang
Hyang Widhi (Tuhan) dalam Ajaran Yogãsanas
Patanjali
menerima eksistensi Sang Hyang Widhi (Isvara) di mana Sang Hyang
Widhi menurutnya adalah The Perfect Supreme Being, bersifat abadi, meliputi
segalanya, Maha Kuasa, Maha Tahu, dan Maha Ada. Sang Hyang Widhi adalah purusa
yang khusus yang tidak dipengaruhi oleh kebodohan, egoisme, nafsu, kebencian
dan takut akan kematian. Ia bebas dari Karma, Karmaphala dan impresi-impresi
yang bersifat laten. Patanjali
beranggapan bahwa individu-individu memiliki esensi yang sama dengan Sang
Hyang Widhi, akan tetapi oleh karena ia dibatasi oleh sesuatu
yangdihasilkan oleh keterikatan dan karma, maka ia berpisah dengan kesadarannya
tentang Sang Hyang Widhi dan menjadi korban dari dunia material ini. Tujuan
dan aspirasi manusia bukanlah bersatu dengan Sang Hyang Widhi, tetapi
pemisahan yang tegas antara Purusa dan Prakrti (Sarasamuccaya, hal 371).
Hanya satu Tuhan (Sang Hyang Widhi). Menurut Vijnanabhisu: “dari semua
jenis kesadaran meditasi, bermeditasi kepada kepribadian Sang Hyang Widhi
adalah meditasi yang tertinggi.
(Sarasamuccaya,
372)
Ada bebagai obyek yang dijadikan sebagai pemusatan meditasi yaitu bermeditasi
pada sesuatu yang ada di luar diri kita, bermeditasi kepada suatu tempat yang
ada pada tubuh kita sendiri dan yang tertinggi adalah bermeditasi yang di
pusatkan kepada Sang Hyang Widhi. Kebodohan menyatakan bahwa ada
dualisme dari satu realitas yang disebut Sang Hyang Widhi (Tuhan).
Ketika kebodohan dihilangkan oleh pengetahuan, maka dualisme hilang dan
kesatuan penuh akan dicapai. Ketika seseorang mengatasi kebodohan, maka
dualisme hilang, ia menyatu dengan The Perfect Single Being tetapi
kesempurnaan The Single Being itu selalu ada dan tetap tersisa sebagai
sesuatu yang sempurna dan satu. Tak ada perubahan dalam lautan, seberapa
banyakpun sungai-sungai yang mengalirkan airnya dan bermuara padanya.
Ketidakberubahan adalah keadaan dasar dari kesempurnaan.
VI.
Mempraktikkan
Sikap-sikap Yogãsanas
Berikut ini
dapat disajikan beberapa praktik Yoga Asanas yang patut dilaksanakan:
1. Nama
gerakan Yoga: Utrãsana
Manfaat
dari gerakan Yoga Utrãsana: Utrãsana bermanfaat untuk:
menjaga kelenturan atau flexibility dari tulang punggung (spine),
meningkatkan sirkulasi darah ke daerah kepala, dan untuk menyelaraskan sistem
pencernaan dan metabolisme dalam tubuh.
2.
Nama Gerakan Yoga: Druta
Halãsana
Manfaat
dari gerakan Yoga Druta Halãsana: Druta Halãsana bermanfaat untuk
meregangkan (stretches) dan merangsang otot-otot punggung, persendian tulang
belakang (spinal joints) dan syaraf-syaraf tulang punggung. Asanas
ini juga dapat, meningkatkan aliran darah ke leher, mengaktifkan kelenjar thyroid
dan untuk tetap menjaga flexibility dari tulang punggung. Perlu
diketahui: disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengan tulang
punggung dan hipertensi, untuk menghindari melakukan Asanas ini.
3. Nama
Gerakan Yoga: Bhumi Pada Mastakãsana
Manfaat
dari gerakan Yoga Bhumi Pada Mastakãsana: Gerakan Yoga Bhumi
Pada Mastakãsana dapat meningkatkan aliran darah ke otak, membantu dalam masalah
tekanan darah rendah dan juga mempunyai manfaat untuk menguatkan otot-otot
kepala dan leher. Perlu diketahui: disarankan bagi
praktisi yang mempunyai masalah dengan tekanan darah tinggi untuk tidak
melakukan Asanas ini.
4. Nama
Gerakan Yoga: Mayurãsana
Manfaat
dari gerakan Yoga Mayurãsana: Mayurãsana bermanfaat untuk menguatkan
lengan, menjaga fleksibilitas pergelangan tangan, menyelaraskan proses-proses
metabolisme dalam tubuh. Perlu
diketahui: disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengan tulang
pergelangan tangan, untuk menghindari melakukan Asanas ini.
5. Nama
Gerakan Yoga: Hanumãsana
Manfaat dari gerakan Yoga Hanumãsana: Hanumãsana
bermanfaat untuk meregangkan (stretches) dan merangsang otot-otot
punggung dan paha, menyelaraskan organ-organ reproduksi dan untuk tetap menjaga
flexibility dari tulang punggung. Perlu diketahui: disarankan bagi
praktisi yang mempunyai masalah dengan tulang punggung, untuk menghindari
melakukan Asanas ini.
6.
Nama Gerakan Yoga:
Pascimotanãsana
Manfaat dari gerakan Yoga Pascimotanãsana: Pascimotanãsana
bermanfaat: meregangkan urat lutut, pinggang dan mengendorkan
tulang paha, menghilangkan kelebihan lemak pada daerah perut, menyelaraskan
organ-organ panggul, menghilangkan berbagai penyakit seksual wanita,
meringankan sakit limpa, ginjal, sembelit, luka usus, dan menyembuhkan sakit
kencing manis serta ambeien.
7.
Nama Gerakan Yoga: Triãsana
Manfaat dari gerakan Yoga Triãsana: Triãsana
bermanfaat untuk pengobatan berbagai penyakit kelamin (gangguan seksual),
menyelaraskan indung telur dan rahim, reproduksi wanita dan nyeri haid.
8.
Nama Gerakan Yoga: Gomukhãsana
Manfaat dari gerakan Yoga Gomukhãsana: Gomukhãsana bermanfaat untuk menghilangkan sakit punggung, bahu dan leher kaku, menyembuhkan penyakit seksual, menyehatkan ginjal, menyembuhkan pegal pinggang, rematik, menguatkan dada.
9.
Nama Gerakan Yoga: Sarvangãsana
Manfaat dari gerakan Yoga Sarvangãsana: Sarvangãsana
bermanfaat untuk memulihkan keseimbangan peredaran darah/pembersihan darah,
memperbaiki sistem pencernaan (gangguan usus & perut), kesehatan
reproduksi, jaringan saraf dan kelenjar, mencegah dan mengobati keputihan,
mencegah kembung dan menghilangkan kelebihan lemak. Menguatkan jantung yang
lemah, menguatkan tenaga piker, menjaga elastisitas tulang punggung/mencegah
pengapuran, menyembuhkan rematik otot, sengal pinggang dan sakit kepala,
merawat otot dubur dan paha. Perlu diketahui: disarankan bagi praktisi yang
mempunyai masalah dengan
wanita haid dilarang melatih/berlatih Asanas ini.
Sumber:
Mudana, I Ngh. dan I GN. Dwaja. 2017. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nama: I Gusti Agung Chintya Anindya Mantara
BalasHapusNo: 10
Kelas: XI IPS 4
Nama: I Putu Benayaka Hananduta
BalasHapusAbsen: 15
Kelas: XI MIPA 4
Asal sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: I Made Manik Rama Cahyadi
BalasHapusNo. Absen: 13
Kelas: XI MIPA 4
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: I Made Sugiantara
BalasHapusKelas: XI IPS 3
No Absen: 17
Asal Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama: I Gusti Agung Chintya Anindya Mantara
BalasHapusNo: 10
Kelas: XI IPS 4
Sekokah: SMAN 7 Denpasar
Nama:I Gusti Agung Yuri Anindha
BalasHapusNo:10
Kelas:XI MIPA 4
Sekolah:SMAN 7 Denpasar
Nama: Ni Md Asti Kusuma Nardani
BalasHapusKelas: XI IPS 4
No Absen: 30
Nama: I Nyoman Dwitya Adhyatma Nugraha
BalasHapusKelas: XI IPS 2
No: 42
Asal Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama : Putu Diah Zharitha Chandra Dewi
BalasHapusNo : 34
Kelas : XI MIPA 4
Sekolah : SMAN 7 Denpasar
Nama: Ida Bagus putu Cahya Kusuma
BalasHapusNo:20
Kls:XI IPS 4
Skolh: SMA NEGRNE 7 DENPASAR
Nama : komang Ari saputra
BalasHapusAbsen : 26
Kelas : XI IPS 4
sekolah : SMA N 7 DENPASAR
Nama:A.A Istri Cintya Prabandari
BalasHapusNo.absen:03
Kelas:XI IPS 2
Asal sekolah:SMA Negeri 7 Denpasar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Ayu Made Kartika Maharani
BalasHapusNo. : 05
Kls. : XI IPS 2
Sklh. : SMAN 7 DENPASAR
Nama : I Made Yudhi Satria Mahendra Putra
BalasHapusNo: 14
Kelas : XI MIPA 4
Sekolah: SMA NEGERI 7 DENPASAR
NAMA : I Dewa Ayu Sutji Kiran Tirtawati Risnayasani
BalasHapusNO : 11
KELAS :XI IPS 2
ASAL SEKOLAH : SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama : Luh Komang Sevirayani Adina
BalasHapusNo: 24
Kelas : XI MIPA 3
Sekolah : SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama:I Nyoman Rico Dwi Cahya I.
BalasHapusKelas:XI IPS 4
No : 16
I Made Arya Wirajaya (15) Xl IPS 1
BalasHapusSMAN 7 Denpasar
Nama:Ni Md Asti Kusuma Nardani
BalasHapusKelas:XI IPS 4
No Absen:30
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama : I Nyoman Rico Dwi Cahya I.
BalasHapusKelas : XI IPS 4
No : 16
Asal : SMA N 7 Denpasar
Nama:Putu Agus Krisna Prasetya
BalasHapusNo:29
Kelas:XI MIPA 4
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama : I DEWA GEDE KRISNA ADRIAS PUTRA
BalasHapusNO : 07
Kelas:XI Mipa 4
Sekolah: SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama : Ni Made Meishanda Kusuma Divayanti
BalasHapusNo :27
Kls : XI MIPA 4
Sekolah : SMAN 7 Denpasae
Nama : I kadek krisna saputra
BalasHapusAbsen : 13
Kelas : XI IPS 4
sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama :Cok. Ist. Sintya DMC
BalasHapusNo :06
Kelas : XI Mipa 3
Sekolah :SMAN 7 Denpasar
Nama:Anak Agung Sagung Putri Maha Dewandari
BalasHapusKelas:XI Mipa 4
No:04
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama : Kadek Sinta Maharani Dewi
BalasHapusNo : 23
Kelas : XI IPS 4
Asal sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : I Made Ari Candra Paramadana
BalasHapusNo : 14
Kelas : XI MIPA 3
Sekolah : SMAN 7 Denpasar
Nama: I Kadek Ferry Januarta
BalasHapusNo Absen:14
Kelas: XI IPS 3
Asal sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama: Made Ega Dhurandhara Gautama
BalasHapusNo: 27
Kelas: XI IPS 3
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: Ida bagus Adi Wira Kusuma
BalasHapusNo:19
Kelas: XI IPS 4
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Ni Luh Hita Gauri
BalasHapusNo : 26
Kelas : XI MIPA 4
Asal Sekolah : SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama: Putu Agus Mahendra Widiantara
BalasHapusKelas : XI MIPA 4
No. : 30
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : Kadek Rina Arisanti Putri Wijaya
BalasHapusNo : 21
Kelas : XI MIPA 3
Asal Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : Ni Made Indah Dwi Diarasita
BalasHapusNo : 33
Kelas : XI IPS 4
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama:Luh Putu Adelia Agustina
BalasHapusNo:22
Kelas:XI Mipa 4
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama: Made Puspayanti Kartika
BalasHapusNo: 26
Kelas: XI MIPA 3
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: I Gusti Ayu Sheila Febriyanthi
BalasHapusNo Absen: 40
Kelas:XI MIPA 3
Asal Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: I Gusti Ayu Sheila Febriyanthi
BalasHapusNo Absen: 40
Kelas:XI MIPA 3
Asal Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama : Ni Nyoman Fanny Cantika Putri
BalasHapusKelas : XI Ips 4
No : 31
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama :Putu Sri Devina Constantia U
BalasHapusNo : 36
Kelas : Xl MIPA 4
Asal Sekolah : SMAN 7 Denpasar
Nama : Putu Intan Puspita Sari
BalasHapusNo : 39
Kelas: XI IPS 4
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : Putu Kevin Ardiprana Nugraha
BalasHapusKelas : XI MIPA 4
No : 35
Asal Sekolah : SMAN 7 Denpasar
Nama : Ni Komang Ayu Susanti
BalasHapusNo : 32
Kelas : XI MIPA 3
SEKOLAH : SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama: Gusti Ayu Made Dwita Putri Adnyani Sari
BalasHapusNo: 09
Kelas: XI IPS 2
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: Radja Wedha
BalasHapusNo: 37
Kelas: XI MIPA 4
Sekolah: SMAN7 Denpasar
Nama:Ni Putu Bella Wikania Putri
BalasHapusNo:34
Kls:XI MIPA 3
Nama:Ni Putu Bella Wikania Putri
HapusNo:34
Kls:XI MIPA 3
sekolah: SMA N 7 DENPASAR
Ni made sharleen Taragita kirana
BalasHapus35
XI ips 4
SMAN7 Denpasar
Nama : Ni Kd Diahwinny Indrayani
BalasHapusNo : 31
Kelas : XI MIPA 3
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama:Ida Ayu Gede Natiya Setyawati
BalasHapusNo : 17
Kelas : XI MIPA 4
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Putu Ayu Agung Windari Putri
BalasHapusNo : 32
Kelas: XI MIPA 4
Sekolah: SMA NEGERI 7 DENPASAR
I wayan ongki suputra
BalasHapus42
XI IPS 3
nama:ikomang wira satria wibawa
BalasHapusno :11
kls :XI MIPA 4
sklh:SMAN 7 DENPASAR
Nama: Putu ani widyaningsih
BalasHapusNo: 31
Kelas: XI Mipa 4
Sekolah: SMAN 7 DPS
Nama : putu bobi adi pratama
BalasHapusNo. : 33
Kelas: xi mipa 4
Sekolah : sma 7 denpasar
Nama : Ni Nyoman Cindy Hapriliani
BalasHapusNo : 33
Kelas : XI MIPA 3
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Naraya Kinastrian Siniddhikara Duarsa
BalasHapusNo: 28
Kls: XI MIPA 3
Sekolah : SMAN 7 DPS
Nama : Ketut Ayu Marisa Maharani
BalasHapusNo : 19
Kelas : XI MIPA 4
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
nama : putu Putri Cahya Widyarani
BalasHapusno : 36
kelas : xi mipa 3
sekolah : sma 7 denpasar
NAMA : I Kadek Agus Ari Saputra
BalasHapusNO : 13
KELAS : XI IPS 3
Nama:I Gde Bayu Wiranatha
BalasHapusNo:14
Kls:XI IPS 2
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama:anak agung sagung dara triana
BalasHapusNo:03
Kelas :Xl mipa 3
Sekolah:SMAN7 DENPASAR
Nama:Dw Ag Sugiantari Prami Anjani
BalasHapusNo:07
Kelas:XI Mipa 3
Sekolah:SMAN 7 DPS
Nama : gek anggie cahya paramitha
BalasHapusNo : 06
Kelas XI MIPA 4
SMAN 7 DENPASAR
Nama : Ida Ayu Andari Yuditha
BalasHapusNo : 18
Kelas : XI MIPA 3
Sekolah : SMAN 7 DPS
Nama : Kevin Daniel Dianto
BalasHapusNo : 22
Kelas : XI MIPA 3
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : I Gede Wira Buana Gopta
BalasHapusNo : 11
Kelas : XI Mipa 3
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Dewa Ayu Triadinda Cahya Subandi
BalasHapusNo:04
Kelas:XI IPS 4
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama:I Gusti Agung Jaya Nugraha
BalasHapusNo:12
Kelas:XI MIPA 3
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama : Nyoman Basya Jelita DissaLana
BalasHapusno : 38
Kelas : XI IPS 2
asal sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama:Komang Wulan Ambarawati
BalasHapusNo:21
Kelas:XI MIPA 4
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama : Komang Ayu Sonia Antartika
BalasHapusNo : 27
Kelas : XI IPS 4
Sekolah : SMAN 7 Denpasar
Nama: I Wayan Tegar surya sastrawan
BalasHapusNo:17
Kelas: XI Mipa 3
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama : I Kadek Agus Ari Saputra
BalasHapusNo : 13
Kelas : XI IPS 3
Sekolah : SMA N 7 DENPASAR
Nama : Gusti Agung Ratih Aiswari
BalasHapusNo : 09
Kelas : XI MIPA 3
Sekolah : SMAN 7 DRNPASAR
Nama:Luh Putu Widyaswari Putri
BalasHapusNo absen:25
Kelas:XI MIPA 3
Nama Sekolah:SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama : A.A Ngr Jambe Amerta Pradnya
BalasHapusNo : 3
Kelas : XI IPS 4
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : Ni Nyoman Trisna Yudayanti
BalasHapusNo : 28
Kelas : XI Mipa 4
Sekolah : SMA N 7 DENPASAR
Nama: I Komang Bagus Ardana Putra
BalasHapusNo abesen: 13
Kelas: XI MIPA 3
Nama sekolah: SMA NEGERI 7 DENPASAR
Pande Putu Artha Ribawa
BalasHapusNo : 35
Kelas : XI MIPA 3
Nama Sekolah : SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama:I Gede Sukta Wisnu Adi Putra
BalasHapusNo:10
Kelas:XI Mipa 3
Nama:Ayu Komang Tri Ambara Putri
BalasHapusNo:05
Kelas:XI MIPA 4
Sekolah:SMA N 7 DENPASAR
Nama:I Gede Sukta Wisnu Adi Putra
BalasHapusNo:10
Kelas:XI Mipa 3
Sekolah:SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama:Luh Putu Widyaswari Putri
BalasHapusNo:25
Kelas:XI MIPA 3
Sekolah:SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama: I.G.A. Regina vy
BalasHapusNo: 16
Kelas: XI MIPA 4
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama: A A Istri Jayantri Kusuma Wardhani
BalasHapusNo. absen: 01
Kelas: XI MIPA 4
Sekolah: SMA N 7 Denpasar
Nama:I Made Gede Budi Sastra sumayasa
BalasHapusNo:15
Kelas:XI Mipa 3
Sekolah:SMAN 7 Denpasar
Nama: Ngakan Putu Bagus Ananta Wijaya
BalasHapusNo : 29
Kelas: X MIPA 3
sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama:A.A NGR DENY A.P
BalasHapusNO:02
KLS:XI MIPA4
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama:Gede Khrisna Putra Endriawan
BalasHapusNo:9
Kls:XI IPS 3
Nama:Ni Ketut Hera Prasanti
BalasHapusNo:25
Kelas:XI Mipa 4
Nama Sekolah:SMAN 7 Denpasar
NAMA: NGURAH ANOM BAYU DHARMASUTA
BalasHapusNO: 24
KELAS: XI MIPA 4
SEKOLAH: SMAN 7 DENPASAR
Nama:I Gst Ngr Agung Chandra palguna
BalasHapusNo:09
Kls:Xl MIPA 4
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama : I Kadek Wahyu Satyanugraha
BalasHapusKelas : XI IPS 4
No : 14
Sekolah : SMAN 7 Denpasar
Nama: I Gede Nanda Jaya Pratama
BalasHapusNo: 15
Kelas: XI IPS 2
Sekolah: SMA Negeri 7 Denpasar
nama : igedeyuhtatsuchida
BalasHapusno : 10
kls : XI IPS 3
sekolah : SMAN7DENPASAR
Nama:I Putu Adi Juliantara
BalasHapusNo :16
Kelas :XI IPS1
Sekolah :SMAN7 DENPASAR
Nama: NI MADE SRI WAHYUNI ANGGRAENI
BalasHapusNO:33
KLS: XI IPS2
SEKOLAH: SMAN7DENPASAR
Nama : I Putu Agus Mahendra
BalasHapusNo : 17
Kelas : XI IPS 1
Sekolah : SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama: I Gusti Ayu Sri Laksmi Wulandari
BalasHapusNo: 09
Kelas: XI IPS 1
Sekolah: SMNA N 7 DENPASAR
Nama: I Dewa Ayu Dewi Candrika Laksmi
BalasHapusNo: 10
Kelas: XI IS 2
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: A.A Ayu Naori Novira Devi
BalasHapusNo : 2
Kelas : XI IPS 1
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: Anak Agung Sagung Putri Jambe Kencana Wisesa
BalasHapusNo: 02
Kelas: XI IPS 4
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Dewa Ayu Made Praba Resta Kristania
BalasHapusNo :07
Kelas :XI IPS 3
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama : NI GUSTI AYU RATNA DEWI
BalasHapusNo : 30
Kelas : XI IPS 1
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama:Setyowati Galuh Puspita
BalasHapusNo:40
Kelas:XI IPS 1
Sekolah:SMA NEGERI 7 DENPASAR
NAMA: KADEK ARISTYA WULANDARI PUTRI
BalasHapusNO: 33
KELAS: XI IPS 1
SEKOLAH: SMAN 7 DENPASAR
Nama: Putu Nanda Pratiwi Wijaya
BalasHapusNo: 39
Kelas: XI IPS 1
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama: Nyoman destri ajeng sari
BalasHapusNo:38
Kls: XI IPS 4
sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama : Kadek Yesi Saputri
BalasHapusNo : 24
Kelas : XI IPS 1
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Dinda Ayu Suastini
BalasHapusNo: 08
Kelas: XI IPS 3
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: Md sri oriana laksmi
BalasHapusNo: 29
Kelas: XI IPS 1
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama : Pande Made Martha Ameyla
BalasHapusKelas : XI IPS 3
No : 37
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : A A Istri Mytha Maheswari
BalasHapusKelas : XI IPS 1
Absen : 03
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Anak Agung Dwi Yuli Andari
BalasHapusKelas: XI IPS 3
No:04
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama : Ida Ayu Putu Bunga Radita Upadani
BalasHapusKelas : XI IPS 1
No : 20
Sekolah : SMAN 7 Denpasar
Nama:Ni Made Deas Mutia Ratih
BalasHapusAbsen:32
Kelas:XI ips4
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama: Md sri oriana laksmi
BalasHapusNo: 29
Kelas: XI IPS 1
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama : Ni Nyoman Gayatri Wirasetia Prema Wiharini
BalasHapusKelas : XI IPS 4
Absen : 37
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : I Gede Putu Satya Iswara
BalasHapusNo : 08
Kelas : XI IPS 4
Sekolah : SMA Negeri 7 Denpasar
Nama : Ni Made Nova Mahadewi
BalasHapusNo : 34
Kelas : XI IPS 3
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : Nyoman Miming Octara
BalasHapusKelas : XI IPS 3
NO : 36
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Ida Ayu Gede Dian Maharani
BalasHapusNo:18
Kelas: XI IPS 4
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama:I Kadek Agus Antara
BalasHapusNo:11
Kelas:XI IPS 4
sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama : Ni Kadek Chandra Dwi Cahyani
BalasHapusAbsen : 33
Kelas : XI IPS 3
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : PT TIKA PUTRI WISWA M
BalasHapusNo : 37
Kelas : XI MIPA 3
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Kadek Ratih Putri Divany
BalasHapusabsen : 23
kelas: XI IPS 1
sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama : Putu Novi Calista Damayanti
BalasHapusNo : 41
Kelas : XI IPS 3
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : Ni Putu Artini
BalasHapusNo : 35
Kelas : XI IPS 2
sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama:Ni Komang Enny Sri Yuniastuti
BalasHapusNo:34
Kls: XI Ips 1
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama : Made Widi Wulandari
BalasHapusNo : 31
Kelas : XI IPS 3
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Ni Kadek Tari Dwita Purnamasari
BalasHapusNo.absen : 42
Kls: XI IPS 4
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama komang bajrang bali jaya negara
BalasHapusNo 24
Kls XI IPS
sekolah SMAN 7 DENPASAR
Nama : Made Bayu Pramana Diksa
BalasHapusNo : 43
Kelas : XI Ips 1
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Ni Kadek Anggi Agustina Cahyani
BalasHapusNo: 30
Kelas: XI IPS 2
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama: Rinatya Dewi
BalasHapusNo: 40
Kelas: XI IPS 3
Nama Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: Ni Luh Erica Agung Astriani
BalasHapusNo. absen: 31
Kelas: XI IPS 1
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama : I Dewa Ayu Kadek Anom Julianingsih
BalasHapusNo : 07
Kls : XI IPS 1
NAMA sekolah : SMAN 7 DENPASAR
NAMA: PUTU KOMALA ARIATNA
BalasHapusNO : 40
KELAS : XI IPS 2
SEKOLAH : SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama: indah setya febrianty
BalasHapusNo : 43
Kelas: XI IPS 2
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Ni Komang Alit Prameswari Atmaja
BalasHapusNo : 31
Kls : XI IPS 2
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Anak Agung Ayu Dyah Putri Saraswati
BalasHapusNo Absen: 03
Kelas: XI IPS 3
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama : Ni Putu Putri Puspitasari
BalasHapusNo : 36
Kelas : XI IPS 2
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : Putu Ayu Mutiara Maharani
BalasHapusNo.Absen : 39
Kelas : XI IPS 2
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama : I Made Yudiawan
BalasHapusNo : 20
Kls : XI IPS 3
SEKOLAH : SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama: I Gusti Agung Ayu Dian Agustina
BalasHapusNo: 16
Kelas: XI Ips 2
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama: NI PUTU SINTYA ARISTYA PURNAMA DEWI
BalasHapusNO:37
KELAS: XI IPS 2
SEKOLAH: SMA NEGERI 7 DENPASAR
nama : i komang gede budi hartadi
BalasHapusno : 16
kelas : Xl ips3
sekolah : SMA 7 denpasar
Nama:Made Wahyu Widya Nugraha
BalasHapusKelas:XI IPS 3
No:30
Sekolah: SMA NEGERI 7 DENPASAR
Nama: Ni Komang Intan Pradnya Dewi
BalasHapusNo: 32
Kelas: XI IPS 2
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
nama: made ayu bintang kumala dewi
BalasHapusno:26
kelas: XI Ips 2
sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama:Md Ayu Sinta Juniari
BalasHapusNo :25
Kelas:XI IPS 2
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: A A Istri Jayantri Kusuma Wardhani
BalasHapusNo. absen: 01
Kelas: XI MIPA 4
Sekolah: SMA N 7 Denpasar
Nama : Ni Kadek Melani Sari
BalasHapusAbsen : 28
Kelas : XI IPS 4
Nama sekolah : SMA Negeri 7 Denpasar
Nama: I Komang Adi Saputra
BalasHapusNo: 17
Kls:XI IPS2
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama: Gusti Ayu Ratih Pranidana
BalasHapusNo: 07
Kelas: XI IPS 4
Nama sekolah: Sman 7 denpasar
Nam:Kadek Ayu Dwi Denika Mulia
BalasHapusNo :21
Kelas :XI IPS 4
Nama Sekolah :SMA 7 DENPASAR
Nama: Kadek Pramana Satria Wibawa
BalasHapusNo:22
Kelas:XI IPS1
Nama Sekolah:SMAN 7 Denpassr
Nama : Made Rahayu Engelia Tara
BalasHapusNo : 29
Kelas : XI IPS 3
Nama Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Putu Sri Raditha Saraswati Okan Suparta
BalasHapusKelas: XI IPS 4
No. Absen: 40
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: Ni Putu Tasya Darma Dani
BalasHapusNo: 35
Kelas: XI IPS 3
sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama :I Komang Yodi Premnadinata
BalasHapusKelas:XI Mipa 4
No. :12
Nama :I Komang Yodi Premnadinata
BalasHapusKelas:XI Mipa 4
No. :12
Sekolah :SMAN 7 DENPASAR
Nama : Made Devie Indrayani Kausalya
BalasHapusKelas : XI IPS 3
No :26
Sekolah :SMAN 7 Denpasar
Nama : I Made Wijayananda
BalasHapusKelas : XI IPS 3
NO : 18
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Putu Intan Purnama Sari
BalasHapusXI IPS 3
38
SMAN 7 DENPASAR
Nama: I Putu Ryan Krisna Pratama Putra
BalasHapusKelas: XI IPS 4
No: 17
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
NAMA: AA NGR ADI WAHYU ANGGA PUTRA
BalasHapusNO : 5
KLS: XI IPS 3
SEKOLAH: SMAN 7 DENPASAR
Nama:i komang gede saras anantha citha
BalasHapusNo :13
kls :XI IPS 1
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama :Ni Made Devi Parwati
BalasHapusNo:36
Kelas: XI IPS1
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama : derryl dewantara diaz
BalasHapusNo : 05
Kls : x ips 1
Sekolah : SMAN 7 DENPASAR
Nama: Gede Ngurah Darma Suputra
BalasHapusNo. Absen: 6
Kelas: XI IPS 1
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama: I Gede Kusuma Aracana
BalasHapusNo : 08
Kelas : XIIPS1
sekolah : SMAN 7 Denpasar
Nama:komang diffa bayu saputra
BalasHapusNo:25
Kls:XI IPS 1
sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Nama: Cok istri agung hindi mahadewi
BalasHapusNo: 07
Kelas: X IPS 2
Sekolah: SMAN 7 Denpasar
Nama : I Komang Agus Triyoga Putra
BalasHapusNo : 12
Kelas : XI IPS 1
SMA N 7 DENPASAR
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Kadek Oka Sanjaya
BalasHapusNo. : 21
Kelas: XI IPS 1
SMA N 7 DENPASAR
Nama I Gusti Ngurah Agung Aria Andhika Semara
BalasHapusNo 11
Kelas XI IPS 3
SMAN 7 DENPASAR
I Made Yogi Wijaya Mahendra
BalasHapus19
XI IPS 3
SMAN 7 DENPASAR
Nama : Ni Putu Ayu Mirah Suputri
BalasHapusNo : 37
Kelas : XI IPS 1
Sekolah : SMA N 7 DENPASAR
Nama : I Gede Arya Kresna Wijaya
BalasHapusNo : 13
Kls : xi ips 2
Sekolah : SMA N 7 DENPASAR
Nama:Iwayan rifa arnawan windusmara
BalasHapusNo:20
Kelas: XI IPS 2
Sekolah:SMAN 7 DENPASAR
Ida Bagus Prema Taksu/24/XI IPS 3
BalasHapusMade Radita Guna Dharma
BalasHapusNo : 28
Kls : xi ips 3
Sekolah sman 7 denpasar
Nama: I Gusti Ag Ayu Cahaya Sri Wulandari G
BalasHapusKls: XI IPS 4
No: 9
SMA N 7 Denpasar
Nama: A.A Bintang Cahya Maharani
BalasHapusNo: 45
Kelas: XI ips2
SMA N 7 DENPASAR
Nama : Ni Nyoman Cindy Trisnadewi
BalasHapusNo : 36
Kelas : XI ips 4
SMA N 7 DENPASAR
Nama: Putu Putri Prima Maharani
BalasHapusNo:31
Kelas:XI MIPA 8
SMAN 7 DENPASAR
Nama : A.A Ayu Ratih Eka Iswari
BalasHapusNo : 01
Kelas : XI Mipa 8
SMAN 7 DENPASAR
Nama:Kadek Widnyana Putra
BalasHapusNo:19
Kls:XI MIPA 8
SMA N 7 DENPASAR
Nama: I Dewa Gede Andika kusuma Wibawa
BalasHapusNo: 08
Kelas: XI MIPA 8
Sekolah: SMAN 7 DENPASAR
Nama: Luh Putu Diah Apriliana
BalasHapusNo : 26
Kelas: XI MIPA 7
SMA N 7 DENPASAR
Nama: Made Caya Maha Parama
BalasHapusNo: 27
Kelas: XI MIPA 7
SMAN 7 DENPASAR
Nama : Komang Merthi Utami
BalasHapusNO : 24
Kelas : XI MIPA 7
Asal sekolah : SMAN 7 Denpasar