Catur Asrama
Kata Catur Asrama berasal
dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata Catur dan Asrama. Catur berarti
empat dan kata Asrama berarti tempat atau lapangan ’kerohanian’.
Kata ’asrama’ sering juga dikaitkan dengan jenjang kehidupan. Jenjang
kehidupan itu berdasarkan atas tatanan rohani, waktu, umur, dan sifat
perilaku manusia. Jadi Catur Asrama berarti empat jenjang kehidupan yang
berlandaskan petunjuk kerohanian Hindu.
Adanya empat jenjang
kehidupan dalam ajaran agama Hindu dengan jelas memperlihatkan bahwa hidup itu
diprogram menjadi empat fase dalam kurun waktu tertentu. Sehingga dapat digariskan bahwa pada umumnya
orang yang berada dalam fase pertama dan tidak boleh atau kurang tepat menuruti
tatanan hidup dalam fase yang kedua, ketiga, ataupun keempat. Demikian
seterusnya diantara satu fase hidup dengan kehidupan berikutnya.
Naskah Jawa Kuno yang
diberi nama Agastya Parwa menguraikan tentang bagian-bagian Catur Asrama. Dalam
kitab Silakrama itu dijelaskan sebagai berikut:
“Catur Asrama ngaranya Brahmacari, Grhastha, Wanaprastha,
Bhiksuka, Nahan tang Catur Asrama ngaranya”
(Sīlakrama hal 8).
Terjemahan:
Yang bernama Catur Asrama adalah Brahmacari, Grhastha, Wanaprastha, dan
Bhiksuka.
1.
Brahmacari
Brahmacari terdiri atas
dua kata yaitu kata Brahma dan kata cari. Kata Brahma berarti ilmu
pengetahuan atau pengetahuan suci. Kata cari berarti tingkah laku
dalam mencari atau mengejar ilmu pengetahuan. Jadi Brahmacari berarti tingkatan
hidup bagi orang yang sedang menuntut ilmu pengetahuan. Brahmacari atau Brahmacarya
dikenal juga dengan istilah hidup aguron-guron atau Asewaka guru.
Dalam istilah Jawa kuno disebut dengan lapangan hidup asrama, yaitu
tempat penampungan bagi siswa yang sedang menuntut ilmu. Di dalam tingkatan Brahmacari
ini guru mendidik para siswa atau murid dengan petunjuk kerohanian, kebajikan,
amal, pengabdian dan semuanya itu didasari oleh Dharma (kebenaran).
Demikian juga Brahmacari
merupakan pondasi/dasar untuk menempuh tingkat dan jenjang kehidupan lainnya
seperti Grhastha (berumah tangga) wanaprastha dan Biksuka lapangan atau tingkat
hidup pada masa menuntut ilmu ini. Siswa tidak boleh melakukan perkawinan. Jadi
hubungan seksual itu sangat dilarang. Namun setelah tamat masa Brahmacari
tersebut, menurut pandangan sosiologi dalam masyarakat Hindu, maka dilanjutkan
dengan kehidupan jenjang yang kedua yaitu Grhastha hidup berumah tangga/suami
istri.
Dengan adanya hubungan
sosiologis tersebut maka tingkat hidup Brahmacari itu dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
1)
Sukla Brahmacari
Sukla Brahmacari yaitu orang yang tidak kawin sejak
dari kecil sampai tiba ajalnya atau mati. Orang yang melaksanakan Sukla Brahmacari
dengan sungguhsungguh maka dalam ingatannya tidak ada terlintas nafsu seks dan
beristri. Kesadaran melaksanakan Sukla Brahmacari ini memang tumbuh dari
getaran batin dan hatinya yang suci murni. Bukan disebabkan karena menderita
penyakit kelamin (impoten) dan lain sebagainya (Silakrama halaman 32).
2)
Sawala Brahmacari
Sawala Brahmacari ialah orang yang kawin beristri
atau bersuami hanya sekali saja. Selanjutnya tidak akan kawin lagi, walaupun
suami atau istrinya meninggal dunia. Dalam hidupnya mereka sudah bertekad hanya
kawin sekali saja. Dalam Silakrama hal. 32 disebutkan “Sawala Brahmacari namanya
bagi orang yang hanya kawin satu kali, tidak kawin lagi. Bila mendapat halangan
salah satu meninggal, maka ia takkan kawin lagi hingga datang ajalnya.
Demikianlah yang namanya Sawala Brahmacari.”
3)
Tṛṣṇa (Krsna) Brahmacari
Tṛṣṇa Brahmacari berarti kawin lebih dari satu kali
yaitu sampai batas maksimal empat kali. Keempat istri-istri yang dikawini itu
adalah istri yang sah menurut hukum, baik hukum agama maupun perundang-undangan
yang ada. Tṛṣṇa Brahmacari ini dapat dilakukan apabila:
- Istri
yang pertama tidak dapat melahirkan keturunan. Demikian juga istri yang kedua juga tidak
melahirkan anak-maka seorang suami bisa kawin lagi sampai batasnya empat.
- Istri
tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya (sakit yang tak dapat disembuhkan).
Yang harus diperhatikan tiap pengambilan istri yang
baru, harus seizin istri-istri yang terdahulu demi menjaga ketenteraman
dan kerukunan rumah tangga. Dalam hal ini suami harus dapat memenuhi
kebutuhan dalam keluarga sehingga benar-benar dapat mencerminkan keluarga
yang sejahtera dan bahagia. Tetapi kalau Trsna (Krsna) Brahmacari itu
dilakukan atas dorongan nafsu untuk kepuasan (kama), maka orang semacam itu
tidak dapat disebut Trsna Brahmacari. Walaupun dalam Tṛṣṇa Brahmacari
disebutkan boleh kawin lebih dari satu kali, namun ada aturan yang harus
ditaati agar ketenteraman rumah tangga tetap dapat terbina. Aturan atau
syarat-syarat yang harus ditaati bagi yang mau menjalankan kehidupan Tṛṣṇa
Brahmacari adalah:
- Mendapatkan persetujuan dari istri/istri-istrinya.
- Suami harus bersifat adil terhadap istri-istrinya secara lahir dan
batin.
- Suami sebagai seorang ayah harus dapat berlaku adil terhadap anak-anak
yang dilahirkan.
Kewajiban dalam Brahmacari:
Sebagai seorang siswa
yang sedang menuntut ilmu pengetahuan ia harus taat terhadap petunjuk dan
nasihat yang diajarkan oleh guru yang mengajarnya. Dalam ajaran agama Hindu
kita mengenal adanya empat guru, yang disebut dengan Catur Guru, yaitu:
a.
Guru Swadyaya, yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Mahaesa).
b.
Guru Rupaka, yaitu orang tua (Ibu dan Bapak) yang melahirkan dan
membesarkan kita.
c.
Guru Pangajian, yaitu guru yang mendidik dan mengajar di sekolah.
d.
Guru Wisesa, yaitu pemerintah.
Kewajiban terhadap Guru Swadyaya:
Adapun kewajiban sebagai
seorang siswa terhadap Guru Swadyaya tersebut, harus taat terhadap segala
petunjuk dan ajaran-Nya dan cara sujud bakti memujanya. Hyang Widhi Wasa
sebagai guru dari alam semesta beserta isinya, sering digelari dengan sebutan
“Dewa Guru” atau Sang Hyang Paramesti Guru. Berguru ke hadapan Tuhan dapat
dilakukan dengan cara mentaati ajaran suci yang telah diwahyukan melalui para
maharesi. Setiap hari kita harus mendekatkan diri pada Beliau sebagai Guru dari
semua guru. Dalam hubungan ini kita manusia adalah murid dari Sang Hyang Widhi
(Tuhan), yang sering disebut dengan “Brahmacarin”. Brahman artinya Tuhan.
Carin artinya berguru. Jadi berguru kepada Tuhan.
Amal baik atau perbuatan
dosa yang dilakukan selama berguru kepada Hyang Widhi hasilnya berupa subha dan
asubha karma. Subha asubha karma ini dapat diterima hasilnya berupa:
a. Sancita
Karmaphala,
yaitu hasil perbuatan pada waktu kehidupannya yang lalu, baru dapat dinikmati
pada kehidupannya sekarang ini.
b. Prarabda
Karmaphala,
yaitu perbuatan pada waktu kehidupan sekarang, langsung dapat dinikmati
sekarang juga.
c. Kriymana
Karmaphala,
yaitu hasil perbuatan pada kehidupan sekarang, tapi belum sempat dinikmati
dalam kehidupan sekarang ini, sehingga dapat dinikmati pada kehidupan yang akan
datang.
Kewajiban kepada Guru Rupaka:
Guru Rupaka ialah orang
tua (Ibu dan Bapak) yang mengadakan atau yang ngerupaka kita. Adapun kewajiban
kita kepada Guru Rupaka berdasarkan pada adanya Tiga hutang yang
dimiliki oleh seorang anak terhadap orang tuanya yang patut dibayar untuk
memenuhi darma baktinya terhadap orang tua sebagai guru rupaka yang terdapat
dalam Sarasamuccaya sloka 242, yaitu:
1)
Śarīra kṛta, yaitu hutang badan
(sarira data).
2) Annadatta, yaitu hutang budhi
karena orang tualah yang memberikan makan, minum, pakaian, pendidikan, dan lain
sebagainya.
3)
Praṇadatta, yaitu hutang jiwa dalam
arti pemeliharaan atau kelanjutan hidup.
Dengan memperhatikan
hutang tersebut di atas, maka seorang anak berusaha melakukan “Swadharmanya”
dengan rela hati melayani segala keperluan orang tuanya. Selanjutnya
seorang anak berkewajiban memberikan atau mengorbankan harta benda, tenaga
dan pikirannya untuk kebahagiaan orang tuanya. Malahan lebih dari itu
seorang anak ihklas mengorbankan jiwa dan raganya demi untuk berbakti pada
orang tua. Di samping itu masih ada suatu kewajiban yang harus dilakukan
oleh seorang anak terhadap leluhurnya yaitu melaksanakan upacara
Pitra Yadnya. Namun yang paling penting pembayaran hutang pada orang
tua adalah pada waktu orang tua masih hidup, yaitu dengan jalan membuat
bahagia hati orang tuanya.
Dengan memperhatikan Sarasamuccaya
sloka 241, maka pahala yang diperoleh oleh orang yang hormat pada orang tua
ialah ada empat hal yaitu:
a.
Kerti yaitu kemasyuran yang baik.
b.
Yusa yaitu panjang umur.
c.
Bala yaitu kekuatan.
d.
Yasa yaitu jasa atau penghargaan.
Kewajiban kepada Guru Pengajian:
Yang dimaksud dengan Guru
Pengajian ialah guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan yang memberi pendidikan
tertentu, di sekolah maupun di asrama. Seorang murid tidak boleh menjelek-jelekkan
atau menghina guru. Hal ini disebut dengan istilah alpaka Guru
(menentang guru), siswa (murid) harus taat dan menuruti nasihat serta
ajaran-ajaran Guru Pengajian.
·
Umur untuk belajar (Brahmacari)
Kitab Dharmasastra oleh
Rsi Yajnawalkya menyatakan bahwa umur untuk mulai belajar adalah umur semasih
kanak-kanak yakni umur lima tahun dan selambat-lambatnya umur delapan tahun.
Pada umur delapan tahun seorang anak harus sudah menikmati masa belajar melalui
proses belajar mengajar. Sedangkan kitab Grihya Sutra menyatakan bahwa masa
belajar berlangsung jangan sampai melampaui batas umur 24 tahun. Ini berarti
setelah berumur 24 tahun seseorang sudah semestinya mempersiapkan diri untuk
memasuki masa hidup Grhasta. Dalam kitab Niti Sastra ada dijelaskan seorang
yang berumur di atas 20 tahun sudah dinyatakan dewasa dan wajib memikirkan masa
hidup berikutnya.
·
Tata tertib pada masa belajar
a.
Siswa wajib taat dan bakti pada catur guru (guru susrusa).
b.
Siswa harus hidup sederhana.
c.
Berpakaian bersih, rapi, sopan dan sederhana.
d.
Makan sederhana (aharalaghawa).
e.
Siswa harus bisa dan biasa hidup jujur.
f.
Tidur secukupnya dan sepatutnya.
g.
Tidak menghibur diri berlebih-lebihan (liar),
h.
Tidak kawin selama masa belajar.
·
Upacara dalam masa belajar
Sebelum mengikuti dan menerima materi pelajaran,
seorang calon siswa terlebih dahulu diupacarai yang disebut upacara
Upanayana. Adapun maksud upacara tersebut adalah untuk
membersihkan pribadi siswa agar ilmu kesucian yang diterimanya dapat menetap
dengan harmonis pada dirinya. Demikian pula pada saat mengakhiri masa
pendidikan maka semua siswa diupacarai lagi dengan upacara Samawartana.
Mengenai maksud upacara ini ialah untuk menguatkan penempatan ilmu
pada pribadi siswa agar ilmu yang diperolehnya selama belajar benar-benar
dikuasai dan dapat menolong hidupnya.
Kewajiban kepada Guru Wisesa (Pemerintah)
Guru Wisesa ialah
pemerintah yang sah. Sebagai seorang siswa, dan sekaligus juga merupakan bagian
dari anggota masyarakat maka kita harus menghormati dan menjunjung tinggi
martabat bangsa, negara, dan pemerintahannya.
2.
Gṛhaṣtha
Gṛhaṣtha ialah tingkat
kehidupan pada waktu membina rumah tangga yaitu sejak kawin. Kata Grha
berarti rumah atau rumah tangga. “Stha (stand) artinya berdiri
atau membina. Tingkat hidup Gṛhaṣtha yaitu menjadi pimpinan rumah tangga
yang bertanggung jawab penuh baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai
anggota masyarakat serta sekaligus sebagai warga negara jenjang kehidupan. Grhastha
dapat dilaksanakan apabila keadaan fisik maupun psikis dipandang sudah dewasa
dan bekal pengetahuan sudah cukup memadai.
Setelah
memasuki tingkat hidup Grhastha, bukan
berarti masa belajar atau menuntut ilmu itu berakhir sampai disitu saja.
Belajar tidak mengenal batas usia. Belajar berlangsung selama hayat dikandung
badan. Maka orang mengatakan masa muda adalah masa belajar. Hal ini mengandung
arti bahwa tidak ada istilah tua dalam hal belajar. Karena ilmu pengetahuan itu
sifatnya berkembang terus. Ilmu yang didapatkan dalam jenjang Brahmacari itu
lebih diperdalam serta ditingkatkan lagi setelah menginjak hidup berumah tangga
(Gṛhaṣtha). Dalam hidup berumah tangga ini ada beberapa kewajiban yang perlu dilaksanakan yaitu:
a.
Melanjutkan
keturunan
b.
Membina
rumah tangga
c.
Bermasyarakat
d.
Melaksanakan
Pañca Yajña
Untuk
itu maka dalam jenjang kehidupan ini masalah artha dan kama menduduki tujuan
utama, dengan berlandaskan darma (kebenaran).
Menurut
undang-undang Perkawinan yaitu UU. No. 1
Tahun 1974 bahwa suami dan istri masing-masing memikul kewajiban yang luhur
untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.
Secara garis besarnya kewajiban-kewajiban tersebut adalah:
a.
Hak
dan kedudukan suami istri dalam pergaulan kehidupan dalam masyarakat adalah
seimbang.
b.
Masing-masing
pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
c.
Suami
sebagai kepala rumah tangga dan istri sebagai ibu rumah tangga.
d. Suami
istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, dan saling memberikan
bantuan secara lahir dan batin.
Hidup suami istri merupakan
suatu keharmonisan dan kesatuan hidup lahir dan batin. Hal ini disimbulkan sebagai
ardanaraswari yaitu persatuan antara
laki dan perempuan dalam satu badan.
Garis-garis
besar mengenai kewajiban Suami-Istri dicantumkan dalam Kitab Manavadharmasastra Bab. IX mulai dari pasal 1 sampai dengan pasal
103. Menurut kitab suci Hindu (Weda Smerti) seorang suami berkewajiban:
a.
Melindungi
istri dan anak-anaknya. la harus mengawinkan anaknya kalau sudah waktunya.
b. Menugaskan
istrinya untuk mengurus rumah tangga dan urusan agama dalam rumah tangga
ditanggung bersama.
c.
Menjamin
hidup dengan memberi nafkah kepada istrinya bila akan pergi keluar daerah.
d. Memelihara
hubungan kesucian dengan istri, saling percaya mempercayai, memupuk rasa cinta
dan kasih sayang serta jujur lahir batin. Suka dan duka dalam rumah tangga
ditanggung bersama sehingga terjaminnya kerukunan dan keharmonisan.
e. Menggauli
istrinya dan mengusahakan agar tidak terjadi perceraian dan masing-masing tidak
melanggar kesucian.
f. Tidak
merendahkan martabat istri. Janganlah terlalu cemburuan, yang menyebabkan
timbulnya percekcokan dan perceraian dalam keluarga.
Di
samping kewajiban suami menurut Weda Smerti, ditetapkan pula pokok kewajiban
istri, sebagai timbal balik dari kewajiban suaminya. Kewajibannya ini meliputi
kewajiban sebagai seorang istri dan kewajiban sebagai wanita dalam rumah tangga.
Adapun kewajibannya itu adalah:
a. Sebagai
seorang istri dan sebagai seorang wanita hendaknya selalu berusaha tidak bertindak
sendiri-sendiri. Setiap rencana yang akan dibuat harus dimusyawarahkan terlebih
dahulu dengan suami.
b. Istri
harus pandai membawa diri dan pandai pula mengatur dan memelihara rumah tangga,
supaya baik dan ekonomis.
c. Istri
harus setia pada suami dan pandai meladeni suami dengan hati yang tulus ikhlas
serta menyenangkan.
d. Istri
harus dapat mengendalikan pikiran, perkataan, dan tingkah laku dengan selalu berpedoman
pada susila. la harus dapat menjaga kehormatan dan martabat suaminya.
e. Istri
harus dapat memelihara rumah tangga, pandai menerima tamu, dan meladeni dengan
sebaik-baiknya.
g.
Istri
harus setia dan jujur pada suami, dan tidak berhati dua.
h.
Hemat
cermat dalam menggunakan harta kekayaan, tidak berfoya-foya, dan boros.
i. Tahu
dengan tugas wanita, rajin bekerja, merawat anak dan meladeni kepentingan semua
keluarga. Berhias diwaktu perlu.
3.
Wanaprastha
Wanaprastha terdiri dari
dua rangkaian kata Sansekerta yaitu wana artinya pohon kayu,
hutan semak belukar dan prastha artinya berjalan/berdoa paling depan
dengan baik. Pengertian Wanaprastha dimaksudkan berada dalam hutan,
mengasingkan diri dalam arti menjauhi dunia ramai secara perlahan-lahan
untuk melepaskan diri dan keterikatan duniawi. Dalam upaya melepaskan diri yang
dimaksud adalah berusaha membatasi dan mengendalikan diri dari unsur Triguna
yaitu sifat Rajas dan Tamas, agar dalam Satwam kerohaniannya
lebih mantap dan diberkahi oleh Hyang Widhi sebagai tujuannya menjadi lebih
dekat.
Tingkatan hidup Wanaprastha merupakan
persiapan diri mengurangi keterikatan dan keterlibatan dengan kehidupan
duniawi. Dalam kehidupan sehari-hari tingkatan hidup Wanaprastha ini dapat
dilaksanakan setelah anak kita dewasa semua bebas dari tanggungan. Pada
masa kehidupan Wanaprastha ini, tanggung jawab rumah tangga dan
kewajiban-kewajiban selaku anggota masyarakat, diambil alih oleh anak dan cucu.
Pusat perhatian pada jenjang ini adalah mengarah pada kenikmatan rohani
yang bersifat abadi yaitu Moksa dan tidak terikat lagi dengan Artha dan Kama.
Adapun manfaat menjalankan hidup Wanaprastha
adalah:
a)
Untuk mencapai ketenangan rohani.
b) Memanfaatkan sisa-sisa kehidupan di dunia ini untuk mengabdi dan
berbuat amal kebajikan kepada masyarakat umum.
c)
Melepaskan segala keterikatan terhadap duniawi.
Masa yang baik untuk mulai menempuh hidup sebagai
seorang Wanaprastha adalah setelah berusia kurang lebih 60
tahun ke atas. Karena pada usia seperti itu, anak-anaknya sudah dapat hidup
mandiri. Bagi seorang pegawai negeri ia sudah pensiun sehingga ia sudah lepas
dan bebas dari tugas dinasnya. Maka menempuh hidup Wanaprastha bagi setiap orang tidak sama usianya, karena
tingkat sosial ekonomis tiap-tiap orang adalah berbeda.
4.
Bhiksuka/Sanyasin
Bhiksuka juga sering disebut Sanyasin (dimaksudkan
meninggalkan keduniawiaan dan hanya mengabdi kepada Hyang Widhi dengan memperluas
ajaran-ajaran kesucian). Kata Bhiksuka berasal dari kata Bhiksu,
sebutan untuk pendeta Buddha. Bhiksu artinya meminta-minta (dimaksudkan
ia tidak boleh mempunyai apa-apa dalam pengabdiannya pada Hyang Widhi dan untuk
makannya pun ditanggung oleh murid-murid pengikutnya ataupun umatnya sendiri). Bhiksuka
ialah tingkat kehidupan yang lepas dari ikatan keduniawian dan hanya
mengabdikan diri kepada Hyang Widhi dengan jalan menyebarkan ajaran-ajaran
kesusilaan.
Bagi orang yang telah menjalankan hidup Bhiksuka,
akan mencerminkan suatu sifat dan tingkah laku yang baik serta bijaksana.
Seorang Bhiksuka akan selalu memancarkan sifat-sifat yang menyebabkan
orang lain menjadi bahagia. Dia akan tetap menyebarkan angin kesejukan, angin
kebenaran, tidak mudah diombang-ambing oleh gelombang kehidupan duniawi. Dia
telah mampu menundukkan musuh-musuh yang ada dalam dirinya, seperti Sad
Ripu, Sapta Timira, Sad Atatayi dan Tri Mala.
Sad Ripu
Sad Ripu adalah enam macam musuh yang ada
dalam setiap diri manusia. Musuh-musuh ini perlu dikendalikan dari diri kita,
sehingga dapat menerapkan kehidupan Bhiksuka dengan baik. Adapun keenam musuh
tersebut sebagai berikut:
a.
Kama artinya hawa nafsu
b.
Lobha artinya loba/tamak.
c.
Krodha artinya kemarahan
d.
Moha artinya kebingungan
e.
Mada artinya kemabukan
f.
Matsarya artinya iri hati
Sapta Timira
Sapta Timira artinya tujuh kegelapan. Yang
dimaksud dengan tujuh kegelapan ialah tujuh hal yang menyebabkan pikiran orang
menjadi gelap. Kegelapan pikiran ini dapat menimbulkan tingkah laku yang jelek
dan menyimpang dari ajaran agama. Ketujuh kegelapan itu adalah:
a.
Surupa artinya kecantikan atau ketampanan
b.
Dhana artinya kekayaan
c.
Guna artinya kepandaian
d.
Kulina artinya keturunan
e.
Yowana artinya masa muda
f.
Sura artinya minuman keras
g.
Kasuran artinya keberanian
Sad Atatayi
Sad Atatayi artinya enam macam pembunuh kejam.
Keenam pembunuh ini adalah:
a.
Agnida artinya membakar milik orang lain
b.
Wisada artinya meracun
c.
Atharwa artinya melakukan ilmu hitam
d.
Satraghna artinya mengamuk
e.
Dratikrama artinya memperkosa
f.
Raja pisuna artinya memfitnah
Tri Mala
Tri mala artinya tiga macam perbuatan kotor
yaitu:
a.
Kasmala yaitu perbuatan yang hina dan kotor.
b.
Mada yaitu perkataan, pembicaraan yang dusta dan kotor.
c.
Moha yaitu pikiran perasaan yang curang dan angkuh.
Sumber:
Sudirga, Ida Bagus dkk. 2014. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Untuk Siswa SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sumber:
Sudirga, Ida Bagus dkk. 2014. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Untuk Siswa SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nama : Luh Putu Intan Saraswati
BalasHapusNo : 26
Kelas : X MIPA 6
Nama : Kadek Sinta Maharani Dewi
BalasHapusNo : 23
Kls : X IPS 4
Nama:Anak Agung Istri Arundhati Aiswara
BalasHapusNo: 02
Kls: X MIPA 6
Nama : Anak Agung Gede Agung Andika Wikrama
BalasHapusNo : 01
Kelas : X MIPA 6
Nama : I Made Bayu Oka Pramana
BalasHapusAbsen : 13
Kelas : X MIPA 6
Nama : Gede Pradnya Wibaw
BalasHapusAbsen: 08
Kelas: X MIPA 6
Nama :Putu Rendy Adyasta Karmasantana
BalasHapusAbsen :39
Kelas :X MIPA 6
Nama : Kadek Winata Kusuma
BalasHapusNo.Absen : 19
Kelas : X MIPA 6
Nama:Anak Agung Mirah Meika Dewi
BalasHapusNo.Absen:03
Kelas:X MIPA 6
Nama : I Putu Adi Satria W
BalasHapusNo : 15
Kelas: X MIPA 6
Nama: Ni Made Riska Cahyani
BalasHapusNo :34
Kelas:X Mipa 6
Nama : I Nyoman Arya Nugraha Wicaksana
BalasHapusAbsen: 14
Kelas: X MIPA 6
Nama : Ni Kadek Melani Sari
BalasHapusNo : 28
Kelas : X IPS 4
Nama: I gusti agung chintya anindya mantara
BalasHapusno:10
kelas: x ips 4
Nama : I Dewa Gede Agung Cahya Palguna
BalasHapusNo : 12
Kelas : X Mipa 6
Nama : Ni Nyoman Gayatri Wirasetia Prema Wiharini
BalasHapusNo : 37
Kelas : X IPS 4
Nama:Ida Ayu Gede Dian Maharani
BalasHapusNo: 18
Kelas:X Ips 4
Nama:Ni Putu Desya Maharani
BalasHapusNo:36
Kelas:X MIPA 6
Nama: Anak Agung Sagung Putri Jambe Kencana Wisesa
BalasHapusNo: 02
Kelas: X IPS 4
Nama:Ni Made Candrawati
BalasHapusNo:33
Kelas:X Mipa 6
Nama : Made Wijaya Kumara Dwikananda
BalasHapusNo : 28
Kelas : X Mipa 6
Nama. : Ni Kadek Devy Pradnyadewi
BalasHapusNo. : 30
Kelas :X MIPA 6
Nama : Luh Made Viviana Tresna Putri
BalasHapusNo : 25
Kelas : X MIPA 6
Nama:Gede Vemasse Vany Nugraha
BalasHapusNo:9
Kelas:X MIPA 6
Nama : Gusti Agung Ayu Kusuma Gayatri
BalasHapusNo : 11
Kelas : X MIPA 6
Nama : Putu Intan Puspita Sari
BalasHapusNo : 39
Kelas: X IPS 4
Nama: Ni Made Asti Kusuma Nardani
BalasHapusAbsen: 30
Kelas:X IPS 4
Nama:Dewa Ayu Triadinda Cahya Subandi
BalasHapusAbsen:04
Kelas: XIPS4
Nama:Dewa Ayu Triadinda Cahya Subandi
BalasHapusAbsen:04
Kelas: XIPS4
Nama : Gede Permana Putra
BalasHapusAbsen : 07
Kelas : X MIPA 6
Nama: I kadek krisna saputra
BalasHapusAbsen: 13
Kelas: X IPS 4
Nama : I Kadek Wahyu Satyanugraha
BalasHapusKelas : X IPS 4
No : 14
Nama : Ni Luh Sri Wulandari
BalasHapusNo : 32
Kelas: X Mipa 6
Nama : Ni Made Indah Dwi Diarasita
BalasHapusNo : 33
Kelas : X IPS 4
Nama : Ni Nyoman Cindy Trisnadewi
BalasHapusNo :36
Kelas : 10 IPS 4
Nama:Kadek Ayu Dwi Denika Mulia
BalasHapusNo:21
Kelas:X Ips 4
Nama:Ni Made Deas Mutia Ratih
BalasHapusAbsen:32
Kelas:X Ips 4
Nama : I Gede Putu Satya Iswara
BalasHapusNo. Absen : 8
Kelas : X IPS 4
Nama : Kadek Dwi Ananta Putra
BalasHapusAbsen : 18
Kelas : X MIPA 6
Nama: Ni Kadek Tari Dwita Purnamasari
BalasHapusKls: X Ips 4
No.absen: 42
Nama:I Kadek Agus Antara
BalasHapusNo:11
Kelas:X IPS 4
Nama: I Putu Ryan Krisna Pratama Putra
BalasHapusKelas: X IPS 4
No: 17
Nama : Ida Ayu Putu Nia Pithaloka Devi
BalasHapusNo :17
Kelas :X mipa 6
Nama: Kadek Widnyana Putra
BalasHapusNo: 19
Kls: X Mipa 8
Nama: I Gusti Ngurah Agung Wiradarma
BalasHapusNo: 09
Kelas: X MIPA 8
Nama: Putu Reika Widyastiti Dewi Maharani
BalasHapusNo: 32
Kelas: X MIPA 8
Nama : A.A AYU RATIH EKA ISWARI
BalasHapusKELAS : X MIPA 8
ABSEN : 01
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama :Ni Luh Putu Mega Paramitha
BalasHapusKelas: X Mipa 8
No. : 23
Nama : I Gusti Ayu Kyra Raynita
BalasHapusNo : 11
Kelas : X MIPA 8
Nama: Ni Putu Nadia Puspita Dewi
BalasHapusNo:27
Kelas: X MIPA 8
Nama : I Putu Wahyudi Putra
BalasHapusNo : 38
Kls : X MIPA 8
Nama : ni putu anindya cayadewi
BalasHapusNo. : 26
Kelas:x mipa 8
Nama : Ni Luh Putu Nia Angelina W.
BalasHapusNo : 24
Kelas : X Mipa 8
Nama:Made Aditya Kusuma Dwiputra
BalasHapusNo: 21
Kelas: X MIPA 8
Nama: I Dewa Gede Andika Kusuma Wibawa
BalasHapusNo: 08
Kelas: X MIPA 8
Nama: Ni Made Dwi Eriyani
BalasHapusNo:25
Kelas: X MIPA 8
Nama: Ni Made Dwi Erikayani
BalasHapusNo: 25
Kelas: X MIPA 8
Nama:Putu Putri Prima Maharani
BalasHapusNo:31
Kelas:x Mipa 8
Nama : I Made Adiguna Arya Riastha
BalasHapusNo : 13
Kelas :X MIPA 8
Nama: Putu Larasati Adistika dewi
BalasHapusNo: 38
Kelas: X MIPA 6
Nama: Gusti Agung Ayu Ananda Daniswari
BalasHapusNo: 10
Kelas: X MIPA 6
Nama: Ni Komang Bintang Kemala Dewi
BalasHapusKelas: X MIPA 6
No: 31
Nama :Putu Wahyou Widiadnyana
BalasHapusNo :35
Kelas:X MIPA 8
Nama:Ketut Krisna Maharadita Widia
BalasHapusNo:39
Kelas:X MIPA 8
Nama: Kadek Regina Kusuma Pratiwi
BalasHapusNo: 18
Kelas: X MIPA 8
Nama:Bayu Aditya
BalasHapusNo:06
Kelas:X MIPA 8
Nama: Putu Rio Adi Prasetya
BalasHapusNo: 33
Kelas: X Mipa 8
Nama : A.A Indi Kusuma Putra
BalasHapusNo : 02
Kelas: X MIPA 8
Nama: Kadek Radia Sumantara
BalasHapusNo:17
Kelas: X MIPA 8
Nama : Ni Nyoman Fanny Cantika Putri
BalasHapusNo : 31
Kelas : X IPS 4
NAMA:I PUTU ADI SATRIA LAKSAMANA
BalasHapusNO:15
KEPAS:X MIPA 8
NAMA:Ni Komang Laksmi Dewi
BalasHapusNOMER:22
KELAS:X MIPA8
NAMA: IDA BAGUS MADE YUDHA ARI SEDANA
BalasHapusNO: 16
KELAS: X MIPA 8
Nama :Putu Natalia Dewi
BalasHapusNo :30
Kelas :X MIPA 8
Nama : PUTU TIO LOVAN
BalasHapusNo : 34
Kelas : X MIPA 8
Nama : Putu Fere Septiyan Eka A
BalasHapusNo : 29
kelas : X MIPA 8
Nama:Komang Gde Dalem Carmaputra
BalasHapusNo:24
Kelas:X MIPA 6
Nama: komang anggi vebiyanti
BalasHapusNo: 22
kelas: X Mipa 6
Nama : pande putu dedik krisnanda
BalasHapusNo : 37
Kls : X Mipa 6
Nama : Komang Gde Dalem Carmaputra
BalasHapusKelas: X MIPA 6
No : 24
Nama : Putu Emma Felysia Rupiani
BalasHapusNo : 28
Kelas :X Mipa 8
Nama : Made Krisna Danendra
BalasHapusNo : 27
Kelas : X MIPA 6
Nama : Putu Komala Ariatna
BalasHapusNo : 40
Kelas : X IPS 2
Nama : Ni Komang Intan Pradnya D
BalasHapusNo: 32
Kelas: X IPS 2
Nama : Ni Putu Artini
BalasHapusNo : 35
Kelas : X IPS 2
Nama: I Gede Nanda Jaya Pratama
BalasHapusNO: 15
Kelas: X IPS 2
Indah setya febrianty
BalasHapusNo 43
X ips 2
Gede Khrisna Putra Endriawan
BalasHapusNO:10
KLS:X IPS 3
Nama:A.A.ERIK DHARMA PUTRA
BalasHapusNo:1
Kelas: X IPS 3
Nama : Ayu Made Kartika Maharani
BalasHapusNo : 05
Kls : X IPS 2
Nama: Gusti Ayu Made Dwita Putri Adnyani Sari
BalasHapusNo: 09
Kelas: X IPS 2
Nama : komang ari saputra
BalasHapusNo :26
Kelas: X IPS 4
Nama: Ni Komang Alit Prameswari Atmaja
BalasHapusNo: 31
Kls: X IPS 2
Nama : I Dewa Ayu Sutji Kiran Tirtawati Risnayasani
BalasHapusNo : 11
Kls : X IPS 2
Nama: Ni Putu Putri Puspitasari
BalasHapusNo : 36
Kelas : X IPS 2
nama: I Dewa Ayu Dewi Candrika Laksmi
Hapusno: 10
kelas: x ips 2
Nama : A. A. Ngr. Agung Bayu Prabawa
BalasHapusNo : 6
Kelas : X ips.3
Nama:A.A Istri Cintya Prabandari
BalasHapusNo.absen:03
Kelas:X IPS 2
Nama : Nyoman Basya Jelita Dissa Lana
BalasHapusN o : 38
Kelas : X IPS 2
Nama : Komang Ayu Sonia Antartika
BalasHapusNo : 27
Kelas : X IPS 4
Nama: Anak Agung Dwi Yuli Andari
BalasHapusNo:04
Kelas: X IPS 3
Nama: Rinatya Dewi
BalasHapusNo: 42
Kelas: X IPS 3
Nama: Putu Intan Purnama Sari
BalasHapusNo:40
Kelas:X IPS 3
Nama : Made Widi Wulandari
BalasHapusKelas: X IPS 3
No : 33
Nama: Nyoman Miming Octara
BalasHapusNo: 38
Kelas: X IPS 3
Nama:Putu Ayu Mutiara Maharani
BalasHapusNo:39
Kls:X IPS2
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnama : ni made nova mahadewi
BalasHapusno : 36
kelas: x ips 3
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Made Ega Dhurandhara Gautama
BalasHapusNo: 29
Kelas: X IPS 3
Nama:Kadek Risma Devina Pramesti
BalasHapusNo:22
Kelas:X IPS2
Nama:A.A Ngurah Adi Wijaya
BalasHapusNo :01
Kels:X IPS 2
NAMA:I Made Sugiantara
BalasHapusKelas: X IPS 3
ABSEN : 18
Nama : I Kadek Ferry Januarta
BalasHapusNo : 15
Kelas : X IPS 3
Nama: I Nyoman Dwitya Adhyatma Nugraha
BalasHapusNo: 42
Kelas: X IPS 2
Nama:I Gde Bayu Wiranatha
BalasHapusNo:14
Kls:X IPS 2
Nama : Made Rahayu Engelia Tara
BalasHapusNo : 31
Kelas : X IPS 3
Nama: Dinda Ayu Suastini
BalasHapusNo Absen:09
Kelas: X IPS 3
Nama:I Gusti Agung Ayu Dian Agustina
BalasHapusNo:16
Kelas:X ips 2
Nama : Kt Arya P
BalasHapusNo. : 21
Kelas: X MIPA 6
Nama: Dewa Ayu Made Praba Resta Kristania
BalasHapusNo Absen: 08
Kelas: X IPS 3
Nama : I Gede Arya Kresna Wijaya
BalasHapusNo : 13
X ips 2
nama : nyoman destri ajeng sari
BalasHapusno: 38
kls: x ips 4
nama : Made ayu Sinta juniari
BalasHapusno:25
kls : X ips 2
Nama : Cok Istri Agung Hindi Mahadewi
BalasHapusNo : 07
Kelas : X IPS 2
Nama : Putu Novi Calista Damayanti
BalasHapusNo. : 43
Kelas : XIPS
Nama : Putu Novi Calista Damayanti
HapusNo : 43
Kelas : XIPS 3
Nama : Ni Kadek Chandra Dwi Cahyani
BalasHapusNo : 35
Kelas : X IPS 3
Nama: I KOMANG ADI SAPUTRA
BalasHapusNo: 17
kelas: XIPS2
Nama : MADE RADITA GUNA DHARMA
BalasHapusKLS : X IPS 3
NO : 30
Nama : I Made Wijayananda
BalasHapuskls : X IPS 3
No : 19
I MADE YOGI WIJAYA MAHENDRA
BalasHapus20
X IPS 3
Nama: AA NGR ADI WAHYU ANGGA PUTRA
BalasHapusNO: 5
KLS: X IPS 3
Nama:Nanda Mulya Putra
BalasHapusNo:29
Kls:X IPS 2
Nama : Made Devie Indrayani Kausalya
BalasHapusNo :28
Kls : X IPS 3
Nama:Made Wahyu Widya Nugraha
BalasHapusKelas: X IPS 3
No: 32
Nama: Ni Kadek Anggi Agustina Cahyani
BalasHapusNo: 30
Kelas: X IPS 2
Nama : I Made Mahesa Permana
BalasHapusNo : 14
Kelas : X mipa 7
Nama : I Putu Ryes Wira Kusuma
BalasHapusNo : 16
Kelas: X MIPA 7
Nama: Ni Putu Meisya Ratna Dewi
BalasHapusNo: 39
Kelas: X Mipa 7
Nama :I Nyoman Rico Dwi C.I
BalasHapusKelas : X IPS 4
No :16
Nama :I Nyoman Rico Dwi C.I
BalasHapusKelas : X IPS 4
No :16
Nama: Made Caya Maha Parama
BalasHapusNo : 27
Kelas : X Mipa 7
Nama : I Gusti Made Krishna Wulandari
BalasHapusKelas : X MIPA 7
No : 10
nama : ni made diana fridayanti
BalasHapuskelas : x mipa 7
no : 34
Nama : kadek anggun yulia paramita
BalasHapusNo : 18
Kls : X mipa 7
Nama : Sagung Amadea Sinta
BalasHapusNo :40
Kls: X mipa 7
Nama : Sagung Amadea Sinta
BalasHapusNo :40
Kls: X mipa 7
Nama : Komang Merthi Utami
BalasHapusNo : 24
Kelas : XMIPA 7
Nama : Ni Putu Dinda Rahayuni
BalasHapusNo. : 37
Kelas:X MIPA7
NI KADEK AYUMI HANA PUTRI
BalasHapus31
X MIPA 7
Gusti Ayu Maheswari Hita Apsari
BalasHapus06
X Mipa 7
Anak Agung Gde Ardjun Surya Pramartha
BalasHapus03
X Mipa 7
Nama: Ayu Sri Wulandari Utama
BalasHapusKelas: X MIPA 7
No: 05
Ni Putu Anggi Wirayani
BalasHapus36
X MIPA 7
Ni Putu Diva Mahasanthi
BalasHapus38
X Mipa 7
Ni Made Rani Widya Sari
BalasHapus35
X MIPA 7
Putu Sri Raditha Saraswati Okan Suparta
BalasHapus40
X IPS 4
Nama : Bagus Kt Krisna Bhyomantara
BalasHapusNo :04
Kelas : X MIPA 6
I Kadek Agus Ari Saputra
BalasHapus14
X IPS 3
Luh Putu Diah Apriliana
BalasHapus26
X MIPA 7
Nama: I Made Yudiawan
BalasHapusNo: 21
Kls: X IPS 3
Nama : Putu Komala Ariatna
BalasHapusNo : 40
Kelas : X IPS 2
nama: ni made nova mahadewi
BalasHapusno: 36
kelas: x ips 3
nama : i kadek aris mertayasa
BalasHapusno. : 14
kelas: x mipa 1
Nama: A.A Bintang Cahya Maharani
BalasHapusNo: 45
Kelas: X ips 2
Nama : Ni Putu Dinda Rahayuni
BalasHapusNo. : 37
Kelas: X MIPA7
Nama: komang krisnanda iustitia p
BalasHapusNo: 23
Kelas: x mipa 7
Nama: Cahaya Sri Wulandari
BalasHapusNo: 09
Kelas: X IPS 4
Nama: Ida Ayu Laksmira Kenanga Divani Dodi
BalasHapusNo: 16
Kelas: XMIPA6
Nama:I Nyoman Agus Ari Wibawa K.
BalasHapusNo:14
Kls:x MIPA 8
Nama : I Putu Andika Wiguna
BalasHapusNo : 15
Kls : XMIPA7
Nama: Ni Kadek Anggi Agustina Cahyani
BalasHapusNo: 30
Kelas: x ips 2
Nama I Gde Surya Nanta Indra Yuda
BalasHapusNo 10
Kelas X Mipa 8
Nama I Gde Surya Nanta Indra Yuda
BalasHapusNo 10
Kelas X Mipa 8
Nama: IB Adi Wira Kusuma
BalasHapusNo:19
Kelas: X IPS 4
Nama : I Gusti Ngurah Agung Aria Andhika Semara
BalasHapusNo : 11/12
Kelas : X IPS 3
Nama :I Kadek Agus Ari Saputra
BalasHapusNo :14lama,13baru
Kls : X IPS 3
Nama:Anak Agung Ayu Dyah Putri Saraswati
BalasHapusNo : 03
Kelas: X IPS 3
Nama: putu tegar raditya sukmawana
BalasHapusNo. 41
Kelas. X ips 4
NAMA : Putu Nanda Mahayendra
BalasHapusNO : 25
KELAS : X IPS 4
Nama. Putu tegar raditya sukmawana
BalasHapusNo. 41
Kelas x ips 4
nama : ni made nova mahadewi
BalasHapusno : 36
kelas : x ips 3
Nama: Ranya mahaputri hartono
BalasHapusNo: 41(lama)/39(baru)
Kelas:X ips3
Nama:ikadek prayoga surya andhika
BalasHapusNo:12
KLS: X MIPA 7
Nama: I Komang hari Tri Cahyadi
BalasHapusNo. : 13
Kls : X MIPA 7
Nama:komang bajrang bali jaya negara
BalasHapusNo:24
Kls:x IPS 2
Nama : Nadya agestya
BalasHapusNo : 44
Kelas : X IPS 2
Nama:Ida Bagus Prema Taksu
BalasHapusNo:25
Kelas: X IPS 3
Nama : IGusti Ngurah Agung Dewangkara Putra
BalasHapusNo : 12
Kelas:X IPS 3
Nama : Ida Bagus putu Cahya Kusuma
BalasHapusNo:20
Kls:xips4
Nama:A.A.ERIK DHARMA PUTRA.S
BalasHapusNO1
KELAS:X IPS3
Nama : Made Pranajapa K
BalasHapusAbsen: 28
Kelas: X Mipa 7
Nama : Ade Agus Angga Prastiya
BalasHapusNo : 2
Kelas: X MIPA 7
Nama: I Putu Yudha Pratama Putra
BalasHapusNo: 19
Kelas: X IPS 2
NAMA : Anak Agung Gde Ardjun Surya Pramartha
BalasHapusNo: 3
Kelas : X Mipa 7
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama:I Putu Bayu Setyawan
BalasHapusNo:18
Kelas:X IPS 2